part-63

2.7K 110 6
                                    

Mata Asya mengerjab beberapa kali setelah cahaya menyilaukan mengenai kelopak matanya yang masih tertutup.

Tanpa menggerakkan kepala, mata Asya melirik sekeliling ruangan yang terasa asing sekaligus familiar untuknya.

Eh? Kenapa ia disini?

Seakan mengingat sesuatu, spontan Asya menegakkan tubuhnya dengan mata membola.

Ingatannya terakhir kali membuat jantung Asya berdetak ketakutan.

Wajah Chen Heng yang dipenuhi darah terbayang di benaknya. Lalu semuanya berubah gelap ketika Ariz menghampirinya dengan kain yang dibungkam ke mulutnya.

Secara ajaibnya, ia langsung merasakan kantuk berat dan jatuh tertidur dalam hitungan 5 detik.

"Mama..."

Asya menoleh kesamping dengan wajah terkejut, ternyata ia bukan sendirian disini, tapi ada Zhela bersamanya!

"Astaga Zhela!" Asya memeluk tubuhnya putrinya diiringi tarikan nafas lega.

"Mama!" Zhela ikut membalas memeluk tubuh Asya dengan badan gemetar. Manik matanya yang cantik menatap takut-takut kearah pintu.

Saat ini, Ibu dan anak itu berpelukan diatas ranjang. Asya bahkan saking paniknya tidak menyadari seseorang yang berdiri diam didepan pintu kamar mandi memperhatikan mereka dalam diam. Hanya Zhela yang menyadarinya.

Asya melepas pelukannya terlebih dahulu begitu menyadari ada benda besi ditangan Anaknya.

"Apa ini?" Asya mencengkram tangan Zhela yang tengah dililiti rantai besi yang terhubung langsung ke ujung ranjang.

Hanya tangan kiri, tapi itu membuat Asya menatap nanar kondisi anak satu-satunya.

Saat Asya ingin melepas rantai itu, ia menyadari bahwa kakinya tidak bisa digerakkan. Segera Asya singkirkan selimut yang menutupi tubuhnya.

Ternyata bukan hanya Zhela yang di rantai, ia pun ikut demikian dirantai, bahkan ditambah pasung!

"APA-APAAN INI!" Teriak Asya tidak terima.

"Hanya untuk berjaga-jaga." Celetuk Ariz menghampiri mereka.

Asya menatap tajam laki-laki yang memiliki ekspresi santai itu.
"Kamu gila?! Lepasin kami!"

"Tidak akan." Ariz mengedihkan bahunya.

"Jangan gila Ariz! Buat apa kamu ngelakuin kayak gini! Kamu anggap kami berdua apa!" Asya berucap geram, wanita itu benar-benar tidak terima di perlakukan seperti ini.

"Aku menganggap kalian keluarga, dalam suatu hubungan keluarga, tak ada satupun yang boleh berpisah. Aku hanya sedang melakukan tindakan pencegahan agar keluarga ini tetap utuh." Ujarnya panjang lebar, bahkan ia sudah duduk diatas ranjang tepat didepan Asya.

Ingin sekali Asya menerjangnya dan membuat laki-laki itu sadar dengan pukulannya.

"Keluarga apa yang kamu maksud? Kamu bahkan nggak punya hak untuk kami berdua!"

Ariz mendengus sinis mendengarnya. "Hak apa yang kamu maksud? Tentu aku memiliki sepenuhnya Asya. Zhela adalah anakku, sedangkan kamu adalah Istrinya. Lalu dimana letak kesalahannya?"

Asya terkekeh miris, ia menatap Ariz dengan pandangan jijik.
"Istri? Aku bahkan tidak berharap memiliki suami gila sepertimu!"

"Hahaha, terserah apa yang ingin kamu katakan. Yang jelas kalian berdua adalah milikku. Takkan kubiarkan Chen Heng merebut apa yang bukan miliknya." Titahnya tajam.

Ariz berjalan kesamping, dimana ada Zhela yang menunduk ketakutan. Ariz merebahkan tubuhnya dan membuat Zhela berada di tengah-tengah keduanya.

Laki-laki itu tersenyum lebar, mereka lebih terlihat mirip keluarga harmonis yang sedang bersuka ria sebelum tidur.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang