MBH ~Part 2~

4.7K 329 3
                                    

Di sebuah ruangan yang elegan dan cukup besar luas, seorang pria tengah fokus pada layar komputer didepannya, ia serius menatap huruf-huruf yang ada di layar menyala tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah ruangan yang elegan dan cukup besar luas, seorang pria tengah fokus pada layar komputer didepannya, ia serius menatap huruf-huruf yang ada di layar menyala tersebut.

Tok...

Tok...

Bunyi ketukan pintu dari luar.

"Masuk!" sahut pria itu dari dalam.

Orang yang mengetuk pintu itu pun masuk.

Pria itu menatap siapa yang masuk, orang yang mengetuk pintu tadi masuk dan berjalan untuk duduk di sofa yang terletak tidak jauh dari meja kerjanya.

"Ada apa, Dad?" tanyanya, lantas yang dipanggil 'Dad' pun menatapnya serius.

"Kau duduklah disini sebentar," ucap sang ayah menunjuk sofa yang ada didepannya. "Ada yang ingin Daddy bicarakan," lanjutnya.

Pria itu mengangguk dan langsung menghampiri sang ayah kemudian duduk didepannya.

"Ingin membicarakan apa, Dad?" tanyanya bingung.

Sang ayah menatap anaknya serius. "Kau Daddy jodohkan, Mark."

Mark tersenyum tipis. "Daddy bercanda? Mark tau Daddy bukan tipe seperti itu, selama ini Daddy selalu menolak rekan kerja kita yang ingin menjodohkan anaknya dengan Mark maupun adik-adik." Sungguh ia tidak mempercayai perkataan sang ayah.

Jaehyun menghela nafas. "Daddy serius, Mark. Kau sudah dijodohkan sedari kecil, itulah mengapa Daddy menolak karena kau sudah mempunyai calon mu sendiri," jelasnya.

Mark menatap sang ayah datar. "Kenapa Daddy melakukannya dan kenapa baru memberi tahu Mark sekarang?" ia memijit keningnya pusing, ayahnya datang-datang membawa berita yang membuatnya pusing plus kesal.

"Daddy dan papa anak itu membuat perjanjian perjodohan sejak anak itu baru lahir. Inilah waktu yang tepat untuk memberitahumu," jelas Jaehyun dengan serius.

"Ini lihatlah," sambungnya sambil menyodorkan lembaran yang ada ditangannya ke depan putra sulungnya.

Mark lantas mengambil kertas yang sudah usang itu dan membacanya dengan teliti. Walaupun sudah usang, namun tulisannya masih sangat jelas. Surat perjanjian ini dibuat sekitar 21 tahun yang lalu dan terdapat tanda tangan sang ayah beserta tanda tangan si penulis surat.

Selesai membaca ia mengalihkan tatapan menatap sang ayah dalam. "Bagaimana jika Mark menolak?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya bertanda jika Mark tidak boleh menolak perjodohan itu. "Kau tidak bisa menolaknya, Son, ini adalah perjanjian yang sah. Daddy tidak ingin mengingkari janji pada sahabat Daddy yang sudah tiada."

Mark mengernyitkan dahinya dengan raut wajah bertanya. "Orangtuanya sudah meninggal, Dad?"

"Iya, kedua orangtuanya sudah meninggal disaat anak mereka berumur 5 tahun. Anak itu dirawat oleh adik papanya dan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat manis." Jaehyun tersenyum mengingat betapa manisnya anak dari sahabatnya itu.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang