MBH ~Part 88~

2.3K 194 36
                                    

Sudah lama Haechan dan Renjun tidak mampir makan di restoran milik Ahjumma langganan mereka, terakhir kali mereka kasana tiga bulan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah lama Haechan dan Renjun tidak mampir makan di restoran milik Ahjumma langganan mereka, terakhir kali mereka kasana tiga bulan yang lalu. Maka hari ini mereka memutuskan akan makan siang di sana atas permintaan si ibu hamil yang mengidam ingin makan bibimbap buatan Ahjumma itu.

"Eh Chan-ie, Injun, sudah lama tidak kemari," sapa si Ahjumma yang melihat kedua anak manis itu masuk.

Keduanya menoleh ke sumber suara dan menghampiri Ahjumma itu dengan memasang cengiran kecil di wajah mereka. "Ahjumma sehat?" tanya Haechan basa-basi.

Ahjumma tersenyum dan mengangguk sekilas. "Sehat, kalian bagaimana?" tanyanya balik.

"Kami sehat, apalagi Chan-ie. Ahjumma bisa lihat badannya yang makin membengkak," seru Renjun dengan nada santai tanpa beban mengabaikan si ibu hamil yang menatapnya garang. Didetik berikutnya ia merasakan nyeri pada lengannya, si ibu hamil mencubitnya cukup keras.

Si Ahjumma hanya menggelengkan kepalanya ia sudah terbiasa melihat keduanya yang bertengkar kecil begitu, memang seperti itulah cara keduanya menunjukkan kasih sayang mereka. Tatapannya terfokus pada Haechan, terlihat anak manis didepannya semakin berisi dari yang terakhir ia lihat, auranya terlihat berbeda dan wajahnya lebih bercahaya. Mungkin Haechan semakin bahagia dengan hidupnya makanya auranya sangat terpancar, syukurlah jika anak manis itu bahagia.

Kebahagiaan seseorang adalah hal yang patut di syukuri oleh orang lain yang melihatnya.

"Puji Tuhan, kalian berdua sehat. Terlebih Chan-ie yang berisi, terlihat semakin cantik," pujinya disertai senyuman lembut.

Wajah merungut Haechan seketika cerah kembali mendengar pujian Ahjumma. "Ne, Ahjumma gomawoo.." ucapnya dengan nada ceria.

Renjun hanya mendengus kecil melihat si ibu hamil yang kesenangan sehabis dipuji, mana sok imut lagi, ya walaupun memang imut sih. Tapi.. Ah sudahlah.

Ahjumma membalasnya dengan tersenyum manis. "Jadi ingin pesan apa Nak?" ujarnya menanyakan makanan apa yang ingin keduanya pesan.

Lantas keduanya menyebutkan pesanan mereka masing-masing. Ahjumma menyuruh mereka duduk, lalu ia beranjak untuk membuat pesanan kedua anak manis itu.

Haechan dan Renjun duduk di spot favorit mereka disini, yaitu meja yang berada di pojok ruangan.

"Chan, aku membeli fetal doppler untukmu, setelah mendengar ceritamu tentang pemeriksaan aku langsung memesannya dari toko online, aku sangat ingin mendengar suara detak jantung keponakanku." Renjun berucap dengan nada menggebu-gebu memberitahu Haechan jika dirinya sudah membeli alat untuk mendengarkan detakan jantung bayi didalam perut. Dirinya sangat ingin mendengarkan suara detak jantung Baby Jung, karena tidak bisa didengar dengan menggunakan indera pendengar tanpa alat bantu makanya ia membeli alat tersebut agar bisa mendengarnya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang