MBH ~Part 29~

3.8K 261 6
                                    

Seperti yang Taeyong katakan waktu itu pada saat weekend akan menanam bibit matahari bersama dengan menantunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti yang Taeyong katakan waktu itu pada saat weekend akan menanam bibit matahari bersama dengan menantunya. Sekarang keduanya terlihat sangat semangat menanam bibit sambil berceloteh ria.

"Sayang, apa bunganya akan lama tumbuh?" tanya Taeyong.

"Setelah tiga bulan baru akan berbunga, Mom," jawab Haechan.

"Lama sekali, jika tau begitu Mommy beli yang sudah berbunga saja," ucap Taeyong dengan nada lesu.

"Experience nya akan berbeda dengan yang kita semai sendiri, Mom. Lagipula waktu tiga bulan itu tidak akan terasa."

Taeyong lantas tersenyum. "Kau paling bisa menjawab."

Haechan terkekeh kecil. Mereka membereskan alat perkakas yang digunakan lalu menyimpannya, setelah itu mereka mencuci tangan dan masuk kedalam rumah.

"Kakak ipar," panggil Chenle.

Haechan langsung menghampiri adik iparnya. "Kenapa, Lele-ya?" tanya Haechan.

"Lele dan Jeno Hyung ingin main voli di kolam berenang, Kakak ikut ya?" pinta Chenle dengan wajah memohon.

Aduh Haechan harus mencari alasan untuk menolak nih.

"Eum Kakak mau mandi, Lele saja ya yang main dengan Jeno Hyung," ucapnya kemudian.

"Tidak usah mandi, nanti di kolam juga basah lagi, pokoknya Kakak harus ikut," ucap Chenle dengan menggoyangkan tangan kakak iparnya.

"Eum Kakak tidak bisa main voli, Lele-ya," ucap Haechan memberi alasan. Jujur saja ia tidak bisa bermain voli karena olahraga adalah musuhnya, sedari dulu ia sangat malas berolahraga.

"Tidak perlu bisa kakak, tinggal pukul saja. Lele juga tidak pintar bermain, kita main buat seru-seruan saja," balas Chenle.

Belum sempat Haechan menjawab, Jeno langsung memotongnya.

"Ayolah Kakak ikut kita main, mumpung Mark Hyung juga mau, jarang-jarang dia punya waktu seperti ini," ucap Jeno dengan wajah dibuat memelas.

Haechan jadi tidak tega menolaknya, kedua adik iparnya sangat ingin ia bermain bersama mereka. Ia mengalihkan pandangannya menatap sang suami yang berdiri dibelakang Jeno, Mark tersenyum padanya lalu menganggukkan kepalanya, menyuruhnya untuk mengiyakan permintaan adik-adiknya.

"Baiklah, Kakak ikut," ucapnya setelah berpikir sebentar.

"YEY~" pekik Jeno dan Chenle dengan tersenyum senang.

Haechan tersenyum geli. "Kakak ganti baju dulu ya, kalian tunggu disini!" ucapnya dan langsung berjalan menuju kamarnya.

"Sip, Kakak," sahut Chenle.

Tak berselang lama Haechan kembali dengan memakai kaos oversize berwarna hitam berlengan panjang yang digulung sampai bawah siku dan celana training yang pas di kaki jenjangnya. Ia tidak memiliki pakaian renang karena tidak pernah membelinya. Di rumahnya saja ia tidak pernah berenang, paling hanya duduk bersantai di kursi menemani Yangyang berenang.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang