MBH ~Part 72~

3.1K 214 55
                                    

Kejadian yang terjadi di supermarket waktu itu memang tidak Haechan ceritakan kepada keluarganya, terlebih suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kejadian yang terjadi di supermarket waktu itu memang tidak Haechan ceritakan kepada keluarganya, terlebih suaminya. Tapi tidak pada sahabatnya, Renjun.

Mau sekeras apapun ia menyembunyikan sesuatu, pasti akan ketahuan jika itu adalah Renjun. Namun Haechan tidak pernah main rahasia-rahasian dengan sahabatnya itu. Renjun lah orang yang bisa membuatnya terbuka sampai ke akar, ia tidak bisa terbuka terhadap orang lain seperti ia terbuka pada Renjun.

Bukan berarti ia tidak percaya dan sayang terhadap orang-orang disekitarnya, tapi ia tidak mau membebani mereka saja. Terlalu sayang makanya membuatnya tidak sampai hati dan memilih untuk menyembunyikannya, kecuali jika memang sudah ketahuan dan mereka menuntut penjelasan baru ia akan menjelaskannya.

Berbeda dengan Renjun, tentu saja Haechan akan lebih terbuka dengan sahabatnya. Baginya Renjun bukan sekedar sahabat, tetapi partner hidupnya selama ini. Susah senang sama-sama, kemana-mana selalu berdua, tiada hari tanpa ada Renjun disampingnya. Meski berjauhan seperti sekarang ini karena ia sudah menikah, tapi tiada satu hari pun tanpa berbicara lewat via telpon ataupun pesan ketika mereka sedang tidak di satu tempat yang sama.

Memang lumrahnya seperti itu, ketika ada hal yang tidak bisa diceritakan kepada keluarga, sahabat lah yang akan jadi tempat singgah. Serumit apapun masalah, segundah apapun hati, dan sesedih apapun perasaan, sahabat lah yang akan dijadikan sebagai tempat berbagi. Bukan hanya sekedar berbagi, tetap seorang sahabat juga akan menghibur dan memberikan solusi.

Dengan sahabat bisa berbicara sefrontal apapun tanpa batas, berbeda dengan orang tua yang mengharuskan berbicara yang sopan dan beradap.

Sedari awal masalah dengan Xiaojun timbul, Renjun sudah mewanti-wanti Haechan untuk menceritakan padanya jika pria itu bertingkah. Maka dari itu yang diwanti-wanti dengan gamblang bercerita secara rinci tanpa di tutupi.

Sama halnya dengan si pencerita alami. Renjun pun sangat terkejut mendengar cerita Haechan tentang pertemuannya di supermarket dengan Xiaojun. Tidak menyangka jika pria sebaik dan seramah Xiaojun bisa bersikap kurang ajar seperti itu.

Memang benar pribahasa yang mengatakan 'jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.'

Untuk mengetahui seluruh isi buku tersebut tentu harus membacanya sampai akhir. Begitupun dengan orang, untuk mengetahui bagaimana sifatnya tentu harus mengenalnya terlebih dahulu. Itupun tidak bisa sehari dua hari, butuh waktu yang lama untuk mengenalnya agar tahu bagaimana sifat aslinya.

Atau mungkin Xiaojun berubah karena cintanya yang tidak terbalaskan.

Pada dasarnya pria itu memang baik, namun berubah menjadi jahat karena cintanya pada Haechan bertepuk sebelah tangan sebab si gembul sudah bersuami. Membuat pria baik seperti Xiaojun gelap mata sehingga melakukan hal yang diluar batas.

Ah benar begitu. Seperti yang Renjun katakan waktu itu, cinta itu bisa membuat seseorang menjadi buta. Menutup mata dari kebenaran untuk mendapatkan cinta yang didambakan, segala cara dilakukan agar obsesi terpenuhi.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang