MBH ~Part 87~

2.3K 189 36
                                    

Hari ini Haechan akan kembali melakukan cek kandungannya, sesuai dengan perkataan sang dokter yang memintanya untuk kembali datang saat usia kehamilannya sudah pas empat bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Haechan akan kembali melakukan cek kandungannya, sesuai dengan perkataan sang dokter yang memintanya untuk kembali datang saat usia kehamilannya sudah pas empat bulan.

Berangkat ke klinik nanti di siang hari sekitaran jam dua siang. Sang suami akan menjemputnya di kampus, mereka akan makan siang bersama dulu sebelum berangkat ke sana.

Sesuai janjinya waktu itu, sang bunda akan ikut menemaninya melakukan pemeriksaan. Beliau nanti akan berangkat semobil dengan ibu mertuanya, mereka akan bertemu di restoran untuk makan siang.

Maka dari itu, Haechan menyelesaikan kelasnya sedikit lebih awal. Yang seharusnya pukul 13.00 menjadi pukul 12.30, ia percepatan tiga puluh dari yang seharusnya. Tentunya sebelum itu ia sudah meminta izin pada para siswa yang mengikuti kelasnya, meminta persetujuan mereka untuk ditingkatkan proses belajarnya. Mau bagaimana pun itu adalah hak mereka yang harus ia penuhi, jadi untuk diambil haknya harus diminta kesediaan mereka dulu.

Alasan yang ia berikan adalah dirinya ada keperluan yang mendesak -- hanya begitu saja yang ia katakan tanpa menjelaskan secara detail. Untungnya mereka para mahasiswa mengangguk saja tanpa ada yang bertanya macam-macam.

Setelah semua mahasiswa keluar dari ruangan, Haechan membereskan barang-barangnya dan langsung bergegas berjalan keluar. Baru saja beberapa langkah ia berjalan ponselnya berbunyi, ia lantas mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo Hubby," sapanya pada si penelepon di seberang sana yang tak lain adalah Mark, suaminya.

"Hallo Sayang. Hubby sudah sampai, kau sudah keluar dari kelas?" balas Mark menyapa sang istri, lalu menanyakan apakah istrinya sudah keluar dari ruang tempatnya mengajar.

"Sudah Hubby. Aku akan langsung ke sana, aku akan cepat," jawab Haechan dengan langkah kakinya yang semakin ia lebarkan supaya cepat sampai menghampiri sang suami agar suaminya tidak terlalu lama menunggu.

"Tidak usah buru-buru sayang, hati-hati jalannya nanti kau tersandung. Hubby akan menunggumu," ucap Mark yang seperti tahu jika istrinya sekarang sedang berjalan tergesa-gesa. Dapat ia dengar kekehan diseberang dan permintaan maaf.

"Mianhae Hubby," seru Haechan disertai kekehan kecilnya.

Mark tertawa pelan. "Tidak apa-apa. Hubby tutup ya, sayang."

"Iya, Hubby."

Panggilan pun terputus, Haechan menatap ke depan dengan bibir yang melengkung ke atas. Ia sangat senang sehabis berbicara singkat lewat telpon dengan suaminya. Entah kenapa di masa kehamilannya ini ia sangat amat bucin pada Appa Aegi, sangat manja dan clingy sekali saat bersama Appa Aegi. Sikapnya berubah total, tidak seperti Haechan yang sebelum mengandung.

Ditengah perjalanannya menuju gerbang utama kampus, Haechan bertemu dengan Xiaojun. Rekan kerjanya itu langsung menyapanya, mereka terlibat obralan singkat.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang