MBH ~Part 32~

4.1K 259 9
                                    

Malam berganti pagi, surya sudah menampakkan sedikit demi sedikit sinarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam berganti pagi, surya sudah menampakkan sedikit demi sedikit sinarnya. Sepasang suami-istri yang tadi malam saling mengungkapkan perasaan, kini masih bergulung dibawah hangatnya selimut dengan saling berpelukan.

Sang istri yang pertama kali ada pergerakan, ia mulai mengerjapkan perlahan netranya sehingga terbuka dengan sempurna. Sama seperti hari-hari sebelumnya saat bangun pagi, wajah tampan dan tenang sang suami lah yang pertama kali menyapa penglihatannya.

Namun pagi ini terasa berbeda, entah kenapa ia merasa sangat bahagia dan hatinya berbunga-bunga.

Memandangi wajah terlelap sang suami dengan tatapan yang lembut, sudut bibir terangkat menampilkan senyuman yang manis. Tangannya yang semula terletak di pinggang sang suami perlahan tergerak terarah ke sisi pipi tirus suaminya, membelai pipi itu dengan lembut. Perlahan jemari lentiknya merambat menuju hidung mancung sangat suami.

Dari semua komponen wajah sang suami yang Tuhan ciptakan, yang paling ia sukai adalah hidung. Menurutnya hidung suaminya ini sangat indah, mancung namun tidak terlalu tinggi, bentuknya sangat pas dan sesuai dengan pahatan wajah suaminya.

Kedua mata sang suami juga tidak kalah indah, apalagi ketika menatap lembut dirinya dan itu berhasil membuatnya selalu salah tingkah. Intinya semua yang ada pada sang suami ia menyukainya.

Karena ia mencintai sang suami, otomatis semua yang dimiliki oleh suaminya akan ia cintai.

Sedang asik-asiknya memandangi tanpa sadar jika objek yang ia pandang sudah terbangun dari tidurnya saat merasakan elusan lembut di pipinya, hanya saja objek itu membiarkan wajahnya dipandang oleh si pelaku sepuasnya.

"Apa sudah cukup memandangnya?" Mark membuka kedua matanya dan tersenyum tipis.

Haechan tersentak lekas tersadar, guratan kemerahan seketika menghiasi pipi gembilnya.

"Hyung, sudah bangun?" cicitnya pelan.

"Sudah saat kau mengelus pipi Hyung, kenapa sangat lama memandangi wajah Hyung heum?" Senyuman jahil terpatri di wajah Mark saat melihat kedua pipi gembil sang istri yang merona.

Haechan yang ditatap seperti itu langsung menundukkan pandangannya, ia semakin malu.

"Kenapa tidak dijawab? Ah Hyung tau, apa karena Hyung tampan saat terlelap sehingga istri Hyung ini terpesona?" seru Mark dengan percaya diri guna menggoda sang istri.

Guratan kemerahan pada pipi gembil Haechan semakin terlihat, sang empunya merasakan pipinya kian memanas.

"Diam berarti iya. Hyung memang tampan. Jika tidak, mana mungkin istri Hyung ini akan terpesona. Iyakan, Haechan-ie?"

Mark mengangkat dagu istrinya, dan dapat dilihat pipi gembil sang istri yang semakin merona.

"Hey ... kau malu karena ketahuan terpesona dengan wajah tampan Hyung?" goda Mark menaik-turunkan alisnya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang