MBH ~Part 34~

3.9K 268 12
                                    

Dikediaman Jung dua harian ini lebih ramai dari biasanya karena ada anak tunggal Moon, Yangyang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikediaman Jung dua harian ini lebih ramai dari biasanya karena ada anak tunggal Moon, Yangyang. Ia berkunjung ke sini bersama dengan kedua orangtuanya kemarin, karena sedang tidak sibuk dan merindukan Haechan jadilah mereka berkunjung, ingin lebih akrab juga dengan keluarga besan.

Namun tuan dan nyonya Moon sudah pulang tadi malam, hanya tinggal Yangyang saja sendiri sekarang di kediaman keluarga Jung. Ia memang berencana menginap di sini selama seminggu sampai ujian sekolahnya nanti selesai.

Tentu nyonya Moon sudah menghubungi nyonya Jung dulu untuk meminta izin dan di respon dengan baik oleh sang pemilik rumah. Mereka sudah menjadi keluarga jadi hal demikian bukanlah masalah, ingin selamanya tinggal juga tidak masalah karena rumah akan semakin ramai, begitu ucap nyonya Jung dengan nada bercandanya. Nyonya Moon hanya tertawa dan mengatakan jika akan sangat sepi jika anaknya yang jahil itu tinggal di sana, mana anaknya yang paling manis sudah jadi hak milik keluarga Jung, balasnya dengan nada gurauan juga.

Ujian akan dilaksanakan besok. Malam ini seperti biasa Chenle akan belajar bersama Haechan, namun kali ini sedikit berbeda karena ada Yangyang belajar bersama dirinya.

Sepanjang hari ini Haechan dimonopoli oleh adik dan adik iparnya, mereka melakukan banyak hal, bermain, menonton, berceloteh, membuat cookies, makan bersama, dan menikmati teh di sore hari di bangku taman, ada nyonya Jung juga bersama mereka. Ketiga pria dominan keluarga Jung benar-benar tersingkirkan hari ini.

Setelah cukup belajar untuk ujian esok, kedua anak manis itu disuruh tidur oleh Haechan. Malam sudah larut dan juga agar mereka segar esok hari untuk mengikuti ujian karena sudah beristirahat yang cukup. Keduanya hanya menurut tanpa membantah.

Haechan mengelus kepala kedua anak manis itu dengan lembut sampai keduanya benar-benar tertidur. Setelah memastikan keduanya tertidur, ia membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh keduanya.

Lalu ia keluar berjalan menuju kamarnya, namun ia bertemu dengan ibu mertuanya yang hendak menuju kamar juga dengan segelas air ditangannya.

"Mommy, belum tidur?" tanyanya.

"Ini mau ke kamar, Sayang," jawab Taeyong. "Apa anak-anak sudah tidur?" sambungnya bertanya.

Haechan mengangguk. "Sudah, Mom. Eum ... apa Mark hyung sudah ke kamar atau masih di ruang kerja?" Ia menanyakan keberadaan sang suami pada ibu mertuanya, barangkali beliau mengetahuinya.

"Masih di ruang kerja, Sayang. Ajak dia untuk beristirahat, jika sudah berkencan dengan laptop dan berkas-berkasnya itu, dia akan lupa waktu," ucap Taeyong diiringi candaan.

Haechan terkekeh kecil mendengarnya. "Baiklah, Mom." Ia pun berjalan menuju ruang kerja sang suami.

Taeyong juga langsung berjalan menuju kamarnya.

Haechan membuka pintu ruangan itu dengan pelan lalu mendorongnya, ia mencondongkan kepalanya, dapat dilihat jika Mark sedang fokus dengan layar didepannya. Ia pun masuk dan tidak lupa menutup kembali pintu itu. Berjalan pelan-pelan menghampiri sang suami, ia tidak mau mengganggu suaminya yang sedang fokus menatap layar laptopnya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang