MBH ~Part 64~

3.1K 211 4
                                    

Hari ini Haechan berangkat ke kampus dengan berjalan sedikit pincang, bagian bawahnya nyeri dan pinggang pegal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Haechan berangkat ke kampus dengan berjalan sedikit pincang, bagian bawahnya nyeri dan pinggang pegal. Itu dikarenakan selama dua hari di akhir pekan kemarin saat malam dan pagi hari ia diajak berkolaborasi oleh sang suami. Suaminya itu sangat semangat berkontribusi agar baby Jung segera tumbuh di perutnya. Ia pun tak bisa menolak sudah menjadi kewajibannya memberikan ladang untuk sang suami menanam bibit. Selain itu, ia sendiri juga sangat ingin bibit itu cepat tumbuh. Jadilah ia hanya bisa pasrah dan menikmati saat proses penanaman bibit dilakukan.

Harusnya hari ini ia bisa berjalan dengan normal, tapi karena selama dua hari berturut-turut digempur sekatnya yang sudah diobati kembali lecet.

Mau menangis rasanya selama dua hari ia hanya bisa mendekam di kamar karena susah berjalan, weekend-nya dihabiskan hanya duet dengan sangat suami, tidur, makan, ke kamar mandi, menonton, bermain ponsel. Padahal ia sudah berencana untuk shopping ke mall bersama ibu mertua, dan bundanya, tapi harus di batalkan karena kondisinya yang mengenaskan.

Kedua ibu-ibu itu bukannya kesal karena rencana yang mereka susun batal, melainkan mereka malah senang karena anak dan menantu mereka sangat bekerja keras untuk memberikan mereka cucu. Namun dibalik rasa senang itu, ada rasa prihatin melihat Haechan yang tak lemas dan susah berjalan. Tapi mau bagaimana lagi, itu adalah resikonya. Mereka sendiri juga pernah mengalami hal seperti itu, sering malahan.

Haechan tak bisa melampiaskan rasa kesalnya karena Mark punya seribu satu cara dalam merayunya, jadilah ia hanya bisa mendumel dalam hati menyalahkan sang suami yang telah membuatnya susah berjalan, belum lagi tanda-tanda ditubuhnya yang belum menghilang malah ditambah lagi. Membuatnya harus ekstra dalam menutupi tanda-tanda itu supaya tidak terlihat.

Namun di satu sisi ia merasa senang karena saat ia kesusahan bergerak, sang suami selalu membantunya. Pria tampan itu sangat memanjakannya, apapun yang mau di turuti. Yang paling menyenangkan adalah, ia boleh bermain-main dengan jakun kesukaannya hingga tertidur. Ia sangat senang bisa bermain sepuasnya dengan posisi menindih sambil memeluk sang suami.

Ah membayangkannya saja membuatnya ingin kembali melakukan aktivitas paling menyenangkan itu.

Haechan dengan cepat menggelengkan kepalanya. Tangannya meraih botol minumnya yang berisi susu almond yang masih terisi penuh, lalu meminumnya. Ibu mertuanya kembali menyiapkan susu almond untuknya, beliau sudah kembali excited agar ia cepat hamil. Waktu itu keinginan terlupakan karena permasalahan yang terjadi, sekarang sudah teringat kembali.

Tangan kirinya asik mengutak-atik ponselnya berbalas pesan dengan Renjun sambil menunggu ruang terisi penuh dengan para mahasiswa. Ada beberapa mahasiswa yang masih diluar, tadi sudah memberitahu di grup kelas jika mereka akan membeli minuman sebentar. Ia pun mengizinkan, takut juga nanti anak orang dehidrasi karena tidak diperbolehkan untuk membeli air minum. Ia tak mau di cap sebagai dosen yang buruk, apalagi kejam.

Pantas saja jika jam segini haus, secara mereka sudah mengikuti dua kelas sebelumnya. Ia saja haus, bahkan sudah lapar. Tapi tidak apa-apa, ia bisa menahannya, hanya sebentar lagi, setelah menyelesaikan jadwalnya yang ini, ia bisa bebas.



My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang