MBH ~Part 14~

3.9K 260 2
                                    

Keesokan harinya Haechan sudah lebih mendingan suhu tubuhnya sudah normal kembali, hanya saja ia masih pucat tapi tidak separah kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya Haechan sudah lebih mendingan suhu tubuhnya sudah normal kembali, hanya saja ia masih pucat tapi tidak separah kemarin. Ia berangkat ke kampus bersama Renjun padahal sahabatnya itu sudah melarangnya. Yang namanya Haechan pasti keras kepala, ia tetap ingin mengajar. Untungnya jadwalnya hanya sampai siang jadi ia tidak terlalu lelah nantinya.

Sekarang Haechan dalam perjalanan pulang, ia diantar oleh Renjun. Sahabatnya itu bersikeras ingin mengantarnya karena ia masih belum sembuh sepenuhnya, dan ia hanya mengiyakan saja.

Sesampainya dikediaman Jung mereka berdua turun dan berjalan menuju pintu masuk.

Haechan memencet bel. Tak berselang lama seorang pelayan membukakan pintu dan mereka bergegas masuk.

"Chan-ie kau sudah pulang sayang, Mommy merindukanmu." Taeyong berjalan dengan cepat dan langsung memeluk menantunya.

Haechan pun membalasnya. "Chan-ie juga rindu."

Taeyong melepas pelukannya dan beralih memeluk Renjun, setelah itu ia mengajak kedua anak manis itu duduk.

"Sebentar Mommy buatkan minum, jangan menolaknya." Taeyong segera berlalu tanpa mendengar balasan dari kedua anak manis itu.

"Chan, kenapa sepi, apa Lele belum pulang?" tanya Renjun yang tidak melihat siapapun kecuali nyonya Jung dan beberapa pelayan.

"Biasanya sudah, Jun, mungkin dia di kamarnya," jawab Haechan.

"Kau masih pusing? wajahmu masih pucat." Renjun khawatir dengan keadaan sahabatnya, ia akan pulang dan siapa yang akan merawat Haechan jika sakit?

Haechan tersenyum. "Hanya sedikit, kau tidak perlu khawatir. Kau sudah merawat ku sangat baik sehingga aku cepat sembuh."

Renjun juga ikut tersenyum. "Hubungi aku jika terjadi sesuatu padamu, oke."

"Oke," balas Haechan.

"Ini di minum, Sayang." Taeyong tiba-tiba datang dengan membawa tiga gelas minuman dan beberapa cemilan.

"Terimakasih, Mom" balas keduanya.

Taeyong tersenyum. "Sama-sama, Sayang."

"Yang lain kemana, Mom?" tanya Haechan.

"Mereka belum pulang, jika Lele dia di kamarnya."

Haechan hanya manggut-manggut saja.

"Sayang wajahmu masih pucat, kau tidak menyembunyikan sesuatu dari Mommy 'kan?" Taeyong menatap menantunya serius.

Haechan terdiam, ia tidak mungkin memberitahu mertuanya karena tidak ingin membuat ibu mertuanya khawatir. Renjun meminum minumannya dengan gugup, harusnya ia mengantar Haechan pulang besok saja.

"Chan-ie tidak menyembunyikan apapun, memang sedang lemas saja tapi chanie baik-baik saja Mom. Percaya pada Chan-ie." Haechan menggenggam tangan mertuanya untuk meyakinkan. Namun didalam hati ia mengucapkan kata 'maaf' karena sudah berbohong.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang