MBH ~Part 95~

2K 163 17
                                    

Setelah dirawat selama seminggu di rumah sakit kondisi si ibu hamil sudah pulih total, ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah dirawat selama seminggu di rumah sakit kondisi si ibu hamil sudah pulih total, ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Sang dokter yang menanganinya mewanti-wanti dengan menitipkan beberapa pesan padanya agar kejadian seperti seminggu yang lalu hingga ia harus di rawat di rumah sakit tidak terulang lagi. Karena itu akan sangat berbahaya bagi jabang bayi juga si ibu hamil sendiri, takutnya bisa mengganggu tumbuh kembang janin, bahkan menyebabkan komplikasi kehamilan.

Sang dokter juga mengatakan jika Haechan merasakan hal yang tak wajar harus segera menghubungi untuk berkonsultasi, jangan dibiarkan begitu saja yang nantinya bisa berakibat fatal.

Intinya si ibu hamil harus benar-benar berhati-hati dalam menjaga si bayi di dalam kandungan dengan cara menjaga diri sendiri, karena apapun yang si ibu hamil lakukan dan rasakan akan berpengaruh pada si jabang bayinya.

Haechan yang menyimak perkataan sang dokter mengangguk-angguk mengerti, ia akan menjaga kandungannya dengan baik tak akan ia biarkan Aegi sampai kenapa-napa. Cukup sekali saja ia hampir membahayakan Aegi dan dirinya sendiri, ia tak mau kejadian naas kembali terjadi. Aegi harus tumbuh dengan sehat hingga nanti dilahirkan ke dunia.

Dirinya sungguh menyesali perbuatannya, karena dirinya yang nakal ia sampai harus di rawat di rumah sakit. Ia masih saja merasakan bersalah sudah lengah menjaga Aegi, sampai sekarang penyesalan itu masih ada. Maka itu ia akan menebus kesalahannya, ia akan menjadi ibu yang baik untuk Aegi.

Semua anggota keluarga sangat senang si ibu hamil sudah sehat dan di perbolehkan untuk pulang. Cahaya milik mereka yang sempat meredup sudah kembali terang, senyuman yang mengulas di bibirnya begitu menghangatkan hati, raut wajah cerianya menghadirkan perasaan yang amat bahagia bagi mereka yang melihatnya.

Terlebih sosok pria tampan yang sedari tadi tak melepaskan genggaman tangannya yang bertautan dengan tangan kecil sang istri, kedua maniknya pun tak lepas dari wajah cantik istrinya. Bibir melengkung ke atas melihat bertapa lebarnya senyuman yang terpatri di bibir mungil istri tercintanya.

Si ibu hamil semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh sang suami, perlahan kepalanya ia rebahkan di atas bahu lebar suaminya. Tangan Mark terulur mengusap pipi halus sang istri, wajahnya menunduk melabuhkan kecupan sayang di pucuk kepala istrinya.

Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, keduanya duduk di bangku belakang sementara pak song menyetir di didepan. Tak ada anggota keluarga yang datang menjemput karena mereka menunggu di rumah, nyonya Jung dan nyonya Moon yang selalu menemani si ibu hamil di rumah sakit sengaja pulang siang tadi untuk menyiapkan masakan enak-enak menyambut Amma Aegi. Mereka semua sekeluarga akan makan malam bersama.

"Kau mengantuk, sayang?" tanya Mark tanpa menghentikan usapannya di pipi sang istri.

Kepala Haechan sedikit di angkat mempertemukan manik keduanya. "Tidak, Hubby," jawabnya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang