MBH ~Part 70~

3.4K 209 76
                                    

Perlahan manik bulat itu terbuka merasakan tepukan lembut pada pipinya, terdengar suara samar-samar yang memanggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan manik bulat itu terbuka merasakan tepukan lembut pada pipinya, terdengar suara samar-samar yang memanggilnya.

"Sayang ..."

Bukan sekedar dipanggil dan di tepuk lembut pipinya, kini ia merasakan ada sesuatu yang lembut menyentuh hidung dan bibirnya, membuatnya tersenyum saat netranya yang sudah terbuka sempurna mendapati wajah sang suami sangat dekat dengan wajahnya.

"Hubby, sudah ..." ujarnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, menahan sisi wajah sang suami yang hendak mengecup kembali bibirnya.

Mark menarik sudut bibirnya, ia menjauhkan wajahnya dari wajah sang istri. "Ayo bangun, kau harus bersiap-siap supaya tidak terlambat ke kampus."

Haechan mengangguk dengan patuh, ia merentangkan kedua tangannya meminta untuk digendong. Mark terkekeh kecil melihat tingkah manja sang istri, langsung saja ia sibakkan selimut yang menutupi tubuh istrinya, diangkatnya tubuh mungil yang terbalut pakaian tidur tipis membawanya menuju kamar mandi.

"Perlu Hubby mandikan juga, Sayang?" tanya Mark dengan menaik-turunkan alisnya yang sontak mendapatkan delikan juga pukulan pelan di lengannya. "Hubby jangan menggodaku, sana keluar saja," ucap Haechan dengan mencebik bibirnya.

Mark kembali terkekeh kecil, sebelum keluar ia menyempatkan diri mengecup bibir yang mengerucut ke depan milik istrinya.

Haechan hanya menggelengkan kepalanya, ia pun memulai acara membersihkan dirinya. Tak butuh waktu lama untuknya membersihkan diri, hanya sekitar lima belas menit saja.

"Hubby, tolong bawa pakaianku sebentar ke sini, tadi kelupaan." Haechan memanggil sangat suami dengan suara yang cukup tinggi agar suaminya dapat mendengarkan suaranya dari luar, meminta bantuan sang suami untuk membawa pakaiannya.

"Ganti disini saja, Sayang. Tak usah malu, Hubby sudah sangat hafal bagaimana lekukan tubuhmu." Sahutan dari sang suami diluar sana terdengar menjengkelkan bagi Haechan, pasti wajah pria itu begitu tengil saat ini.

"Ish ... Jangan jahil, cepat bawakan Hubby, atau tidak ada cium-cium selama satu minggu," teriak Haechan disertai ancamannya, ia terlanjur kesal dengan sang suami yang suka sekali menjahilinya.

Mark yang sedang duduk santai di atas sofa membolakan matanya, oh tentu saja ia tidak mau jika tidak bisa mencium istri cantiknya, bisa mati rasa nanti bibirnya kalau sehari saja tidak beradu dengan bibir plumpy si cantik. "Eh jangan dong cinta. Perintah segera di laksanakan yang mulia ratu."

Dengan segera ia mengambil pakaian sang istri dan berjalan kearah kamar mandi. Dibukanya pintu itu yang langsung menampilkan sang istri yang menatapnya dengan tatapan memicing.

Mark memasang senyuman tampannya. "Jangan marah ya cantik, ini pakaiannya." Di ulurkan pakaian yang ia pegang ke depan sang istri.

Haechan hanya mendengus, tangannya meraih pakaiannya. "Ya," sahutnya dengan sangat singkat.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang