MBH ~Part 13~

3.9K 250 0
                                    

Haechan berjalan memasuki kelas dengan santai sesekali tersenyum ketika ada yang menyapanya, rata-rata menanyakan kenapa libur waktu itu, ia hanya menjawab seadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan berjalan memasuki kelas dengan santai sesekali tersenyum ketika ada yang menyapanya, rata-rata menanyakan kenapa libur waktu itu, ia hanya menjawab seadanya. Ia tahu jika mahasiswanya khawatir padanya, mereka berpikir bahwa ia sakit karena sekarang wajahnya sedang pucat.

"Sir Haechan, kenapa pucat sekali?" tanya Jaemin khawatir. Padahal Haechan baru saja ingin duduk.

Haechan tersenyum kemudian duduk di kursinya. "Mungkin pengaruh cuaca dan saya sedikit lelah."

"Tapi Sir Haechan tetap saja manis walau sedang pucat begitu," sahut Hyunjin mulai dengan acara merayunya.

Jaemin mendengus. "Kau diamlah, Sir Haechan ingin memulai mata kuliahnya."

Hyunjin hanya memutar matanya.

Haechan tetap tersenyum walau kepalanya pusing sekarang. "Baik, saya akan mulai kelasnya. Saya hanya akan menjelaskan sedikit tolong fokuslah. Materinya sudah saya kirimkan nanti kalian belajar sendiri dirumah, jika ada yang ingin ditanyakan, tanyalah dipertemukan selanjutnya. Bisa?"

"Bisa, Sir." Mereka paham dosennya ini sedang dalam keadaan kurang sehat. Bisa dilihat dari wajahnya yang pucat dan hidungnya yang memerah.

Jeno menatap Haechan khawatir, kakak iparnya ini seharusnya tidak memaksa diri untuk mengajar. Jaemin juga demikian, ia menoleh menatap kekasihnya.

"No, dia sakit 'kan?" tanya Jaemin berbisik.

Jeno mengangguk. "sepertinya iya."

Haechan menjelaskan materinya dengan sedikit pelan tidak seperti biasanya. Para mahasiswa jadi tidak fokus karena khawatir, mereka malah saling lirik satu sama lain.





Setelah selesai mengajar Haechan kembali ke ruangannya, ia merebahkan kepalanya keatas meja sambil memejamkan matanya. Kepalanya tambah pusing dan suhu tubuhnya mulai memanas. Kurang lebih satu jam sudah ia dalam posisi itu.

Renjun masuk masuk ke ruangan sahabatnya, rencananya ia akan mengajaknya untuk makan siang bersama. Ia mengernyit melihat posisi duduk Haechan, sahabatnya kenapa?

"Sir Haechan," panggilnya sambil menepuk bahu Haechan.

Tidak ada sahutan dari Haechan. Renjun mencobanya sekali lagi, kali ini ia menggoyangkan lengan sahabatnya.

"Eum ..." Haechan membuka matanya dan menegakkan kepalanya.

"ASTAGA KAU SAKIT, CHAN?" pekik Renjun. Ia tidak peduli jika ada yang mendengarnya. Ia menyentuh dahi sahabatnya dan benar saja dahi itu terasa sangat panas.

Ia menatap sahabatnya khawatir, matanya Haechan sayu, hidungnya memerah dengan keringat yang timbul di dahinya.

"Ayo kita pulang, aku akan mengantarkan mu" ajak Renjun.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang