MBH ~Part 93~

2.1K 190 28
                                    

Hari ini sudah hari keempat Haechan di rawat di rumah sakit, kondisinya semakin membaik dari hari ke hari, makannya selalu lahap dan banyak sekali, sesekali si ibu hamil itu juga mengidam meminta dibelikan makanan oleh suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini sudah hari keempat Haechan di rawat di rumah sakit, kondisinya semakin membaik dari hari ke hari, makannya selalu lahap dan banyak sekali, sesekali si ibu hamil itu juga mengidam meminta dibelikan makanan oleh suaminya. Hal itu membuat keluarga merasa senang, bersyukur kondisi si ibu hamil berangsur-angsur membaik.

Selama empat hari itu ruang inap Haechan tidak pernah sepi kecuali saat malam hari, ruang inapnya selalu ramai, banyak sekali yang menjenguknya selama di rawat, terlebih para mahasiswanya yang datang menjenguknya beramai-ramai secara bergantian. Si ibu hamil sangat terharu melihat banyak sekali yang sayang padanya, ia merasa senang sekaligus merasa tidak enak secara bersamaan.

Secara para mahasiswa sedang mempersiapkan diri untuk ujian, bahkan ada yang datang menjenguknya kemarin setelah mereka selesai mengikuti ujian. Meski capek dan sibuk para anak didiknya menyempatkan diri datang ke sini untuk melihat kondisinya.

Mereka mengatakan tidak terlalu bersemangat ke kampus karena tidak ada Haechan, suasana kampus meredup seperti tidak ada cahaya tanpa melihat senyuman secerah matahari milik Haechan. Maka dari itu mereka semua berharap dosen manis kesayangan mereka cepat sembuh dan kembali bersinar seperti biasanya.

Si ibu hamil yang pada dasarnya memiliki perasaan yang cukup sensitif tidak dapat menahan cairan bening yang bergumul di bola matanya mendengar perkataan tulus dari anak didiknya. Cinta mereka padanya begitu besar, membuatnya merasa sangat berharga.

Si ibu hamil bertekad untuk cepat sembuh, segera keluar dari rumah sakit menunjukkan kembali sinar keceriaan miliknya.

Hal yang sama dirasakan oleh keluarga, mereka bahagia si ibu hamil di sayangi oleh banyak sekali orang, mendapatkan cinta yang luar biasa dari anak didiknya. Itu artinya Haechan berhasil sebagai seorang guru, mampu menyentuh hati semua anak didiknya dengan kepribadiannya yang lembut selayaknya seorang ibu, bukan hanya memberikan ilmunya saja tapi juga meninggalkan kesan di hati para mahasiswa.

Namun walaupun begitu, Mark tetap merasa gondok pada orang yang datang menjenguk sang istri, masalahnya ia harus bersembunyi bahkan harus mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruang rawat istrinya ketika kedatangan tamu. Sedang lelah baru pulang kerja membutuhkan pelukan istri cantiknya tapi ia tidak bisa mendapatkannya karena ada banyak orang, terlebih mereka tidak tahu kalau Haechan sudah menikah dengannya.

Ia hanya bisa bermesraan dengan sang istri saat malam hari saja ketika hendak tidur, itupun karena si ibu hamil tidak bisa tidur tanpa dipeluk olehnya. Kalau siang hari ia tidak bisa bermesraan dengan istrinya, selain ada orang lain di sana ia juga harus bekerja. Terkadang ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan sehingga mengharuskannya pergi meninggalkan sang istri dan di jaga oleh keluarga mereka. 

Tidak hanya Mark, para anggota keluarga Jung juga demikian, mereka harus menyingkir dulu kala orang-orang datang menjenguk Haechan. Agak menyusahkan bagi mereka, tapi mau bagaimana lagi mereka tetap harus melakukannya. Jeno dan Chenle selalu merasa kesal karena itu, tapi apa boleh buat mereka harus tetap bersembunyi.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang