MBH ~Part 52~

4.4K 260 35
                                    

Kedua netra indah yang tertutup erat mengerjap dan secara perlahan terbuka, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua netra indah yang tertutup erat mengerjap dan secara perlahan terbuka, menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya ruangan. Saat terbuka sempurna, ia melirik kearah jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh. Ah ia terlambat bangun.

Namun sepersekian detik ia sadar jika hari ini libur dan juga orang rumah sedang menginap di rumah bunda dan ayahnya.

Tatapannya terarah ke samping yang ternyata kosong, tidak ada sang suami di sampingnya. Ia menyimpulkan jika suaminya sudah lebih dulu bangun. Tapi ia tidak bisa menebak kemana perginya suaminya itu.

Haechan mencoba untuk bangun dari posisi berbaringnya, dengan gerakan pelan-pelan ia bawa tubuhnya untuk bersandar di headboard. Tubuhnya terasa pegal dan dibawah sana terasa nyeri akibat penyatuan semalam.

Bayangan semalam terlintas di pikirannya. Jujur, ia tak menyangka dirinya sangat agresif dan bisa mengucapkan kata-kata yang bisa membangkitkan gejolak yang teredam di dalam diri suaminya, bahkan ia berani menyentuh bagian pusat sang suami.

Waw Jung Haechan memang luar biasa, dalam sekejap sikap polosnya hilang tergantikan dengan sikap binal yang entah darimana datangnya, dan ia sangat malu mengingat kebinalannya itu.

Larut melamun tentang semalam, tiba-tiba ada suara dari arah pintu. Pandangannya langsung teralihkan. Ah itu suaminya yang masuk dengan nampan berisi sarapan di tangannya, dengan masih mengenakan pakaian semalam. Ia simpulkan jika sang suami belum membersihkan diri, itu terlihat dari penampilannya yang masih seperti orang bangun tidur.

Mark tersenyum melihat sang istri yang sudah terbangun dan sedang duduk bersandar. "Morning, Sayang," sapanya dengan nada ceria.

Haechan juga ikut tersenyum. "Morning, Hubby," balasnya dengan nada sedikit serak karena baru bangun.

Mark meletakkan nampan yang ia bawa di atas nakas, lalu mengambil posisi di samping istrinya.

"Bagaimana perasaanmu? Dan apa masih sakit?" tanya Mark sambil merapikan rambut sang istri yang kusut.

"Good, actually. Kalau sakit masih, sedikit pegal juga, tapi itu bukan masalah, nanti juga akan sembuh dengan sendirinya, belum lagi 'kan sudah di pakaikan obat," jawab Haechan dengan masih tersenyum.

Mark pun manggut-manggut mendengar jawaban sang istri. "Sarapan dulu ya, habis itu mandi, setelahnya dipakai obat supaya cepat sembuh."

Haechan menganggukkan kepalanya sebagai respon atas perkataan sang suami. "Hubby yang menyiapkannya?"

Dengan tersenyum kikuk Mark anggukkan kepalanya. "Eum iya. Maaf ya sayang, Hubby hanya bisa menyiapkan roti panggang untukku."

Dikarenakan dirinya yang bermusuhan dengan alat dan bahan dapur, ia tidak bisa membuatkan sarapan yang enak untuk istrinya. Yang ia bisa hanya menggunakan alat pemanggang roti dan microwave selama ini. Karena dulu pernah tinggal jauh dari keluarga, membuatnya harus mandiri. Namun walaupun begitu, tetap saja ia tidak bisa memasak meski sudah ratusan kali mencoba, kecuali di minta untuk mengaduknya saja.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang