MBH ~Part 94~

2K 175 20
                                    

Biasanya jika Haechan ingin membersihkan diri selalu dibantu oleh bundanya karena ia tidak bisa melakukannya sendiri, tapi kali ini yang membantunya membersihkan diri adalah sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Biasanya jika Haechan ingin membersihkan diri selalu dibantu oleh bundanya karena ia tidak bisa melakukannya sendiri, tapi kali ini yang membantunya membersihkan diri adalah sang suami. Si ibu hamil baru merasa kegerahan dan ingin mandi saat sore hari, padahal ia sudah mandi di pagi hari. Karena tak tahan ia mengutarakan keinginannya dan meminta bantuan pada suaminya.

Mark tentu saja tidak keberatan sama sekali, ia merasa senang karena sang istri sama sekali tak canggung meminta bantuan padanya. Makin hari Haechan makin terbuka dan percaya padanya, ia sebagai suami merasa sangat dihargai posisinya oleh sang istri.

Dengan hati-hati Mark membantu si ibu hamil membersihkan diri, membasuh tubuh gembul itu dengan air lalu menyabuni seluruh badannya sampai ke sela-sela sebelum dibersihkan kembali dengan air. Ia lakukan perlahan agar tidak mengenai infus sang istri, tangan istrinya di angkat ke atas supaya aman.

Hanya saja dalam situasi seperti ini Mark harus kuat iman, ia harus mengendalikan diri dan pikirannya. Melihat tubuh mulus seksi milik Haechan membuatnya menelan ludah berkali-kali, ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan diri agar tidak kelepasan menerkam sang istri yang sungguh menggoda.

Demi Tuhan si ibu hamil sedang sakit, ia masih waras untuk tidak membuat istrinya semakin kesulitan.

Selesai membantu sang istri mandi, Mark memakaikan pakaian pada tubuh istrinya. Haechan memegangi pinggang sang suami sebagai tumpuan kala memakaikannya celana. Sepanjang ia mandi dan di pakaikan pakaian Haechan menahan malu─mengabaikan wajahnya yang memerah dan panas. Meskipun sudah biasa tubuhnya dilihat oleh suaminya tetap saja ia merona malu.

Setelah itu Mark bawa sang istri keluar dari kamar mandi, mendudukkan istrinya di atas ranjang rumah sakit dan menaruh tiang infus di tempat semula.

Kemudian Mark mengambil sisir untuk menyisir rambut si ibu hamil. "Hubby rapikan ya rambutnya."

Haechan menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar. "Iya Hubby," sahutnya ceria, ia senang sekali sang suami mau merapikan rambutnya, Appa Aegi perhatian sekali.

Mark mencubit gemas pipi gembul si ibu hamil sebelum menyisirkan rambutnya. Rambut Haechan begitu halus, ia sisir pelan-pelan agar tidak menyakiti si pemiliknya. Bagian poninya ia rapikan dengan tangan, dan bagian sampingnya ia selipkan kebelakang telinga supaya tidak menutupi telinga sang istri.

Si ibu hamil memejamkan matanya menikmati apa yang sang suami lakukan, rasanya sangat nyaman ketika tangan suaminya menyentuh kepalanya.

Rambut panjang yang semula agak kusut kini sudah rapi, Mark hanya bisa merapikan tidak bisa menatanya dengan cantik seperti yang biasanya Haechan lakukan. Namun itu cukup, istrinya akan tetap cantik dalam keadaan apapun.

"Sudah selesai," ucap Mark memandangi hasil kerja tangannya dengan perasaan puas, rasanya senang sekali berhasil menyisir rambut si ibu hamil menjadi rapi.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang