MBH ~Part 3~

4.7K 349 2
                                    

"Dad, kenapa Mark hyung belum pulang, bukankah sebentar lagi kita akan ke rumah calon kakak ipar?" tanya Chenle bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dad, kenapa Mark hyung belum pulang, bukankah sebentar lagi kita akan ke rumah calon kakak ipar?" tanya Chenle bingung. Sekarang ia sudah siap dengan pakaian rapinya, ia sangat semangat untuk bertemu dengan calon kakak iparnya nanti. Sedari sore tadi ia sudah siap-siap.

Jaehyun mengecek ponselnya. "Katanya hyung mu akan menyusul kita nanti," jawabnya setelah membaca pesan dari putra sulungnya.

Chenle pun mengangguk.

"Sudah siap semuanya?" tanya Taeyong.

"Jeno hyung mana, Mom?"tanya Chenle pada sang ibu, hyung-nya satu itu sangat lama berdandan.

"Sebentar lagi juga turun," jawab Taeyong sambil mengecek seserahan yang akan di bawa untuk calon menantunya.

Selang beberapa menit Jeno pun siap berjalan dengan santai. Chenle mendengus melihatnya, gara-gara Jeno mereka harus menunggu tidak tahukah hyung-nya jika ia sangat tidak sabar bertemu dengan calon kakak ipar.

"Jeno-ya, bantu kami membawa barang-barang ini," titah Taeyong pada putra tengahnya.

Jeno mengangguk lalu mulai membantu memindahkan barang seserahan itu kedalam mobil.

"Kenapa banyak sekali, Mom?" tanya Jeno heran.

"Tidak ada salahnya Mommy memberikan ini semua untuk calon menantu cantik Mommy," jawab Taeyong santai.

Jeno hanya mengangguk saja, terserah pada ibunya ingin seperti apa.

Mereka pun berangkat menuju rumah calon menantu keluarga Jung.

Kurang lebih 40 menit perjalanan mereka sampai di rumah yang di tuju. Rumah minimalis yang elegan dan terlihat sangat nyaman, ditumbuhi banyak permohonan hijau dan beberapa bunga, terlihat sangat asri. Walaupun malam hari rumah itu tetap terlihat indah.

Mereka berempat berjalan menuju pintu masuk. Taeyong menekan bel rumah, tak berselang lama muncul seorang yang seusia dengannya.

"Silahkan masuk," ucap orang yang membuka pintu dengan tersenyum ramah.

"Terimakasih," balas Taeyong tersenyum.

Doyoung menuntun mereka berempat keruang tamu.

"Banyak sekali, padahal tidak perlu repot seperti ini, Nyonya." Doyoung merasa segan dengan calon besannya.

Dilihat dari penampilannya mereka sangatlah berkelas, ia merasa minder. Ia sangat terkejut ketika suaminya mengatakan siapa yang dijodohkan dengan anak manis mereka. Sekarang pun ia merasa seperti mimpi. Ah apakah mereka bisa menerima anak manisnya yang sangat sederhana itu?

Taeyong lantas tersenyum. "Ini kemauan saya sendiri dan saya tidak merasa direpotkan. Ini semua hadiah untuk calon menantu."

Doyoung hanya mampu tersenyum canggung. "Ah terimakasih, Nyonya."

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang