MBH ~Part 40~

4.1K 283 30
                                    

Seperti yang dikatakan Mark kemarin, siang ini ia menjemput sang istri ke bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti yang dikatakan Mark kemarin, siang ini ia menjemput sang istri ke bandara. Hendery juga demikian, mereka berangkat mengunakan mobil masing-masing.

Keduanya sudah sampai dan sedang menunggu pasangan mereka. Dari kejauhan sudah terlihat dua orang yang mereka tunggu terlihat kesusahan membawa koper dan oleh-oleh yang memenuhi kedua tangan mereka.

Kedua pria tampan itu dengan sigap menghampiri pasangan masing-masing dan membantunya membawakan barang-barang. Tidak ada adegan peluk-pelukan dan sebagainya karena lebih penting untuk mengangkut barang-barang kedalam mobil terlebih dahulu.

Mark sudah memesan privat room disebuah restoran untuk mereka berempat makan siang. Tadi ia juga mengajak Lucas karena kasian dengan sahabat bongsornya itu, namun Lucas tidak mau katanya sedang tidak mood melihat orang bermesraan, ia tidak memaksa jika sahabatnya tidak mau, lagipula ada untungnya juga Lucas tidak ikut, karena jika ikut pasti akan membuatnya kesal.

"Gimana liburannya menyenangkan?" tanya Mark sambil melajukan mobilnya.

Haechan mengangguk dengan semangat. "Sangat menyenangkan, kami berkunjung ke banyak tempat seperti yang aku cerita pada Hyung saat ditelpon. Terimakasih ya, Hyung sangat baik sudah mengizinkanku untuk berlibur, dan memberikanku budget-nya."

Mark melirik sedikit sang istri dan tersenyum. "No need, Sayang, tidak perlu berterimakasih. Sudah menjadi suatu keharusan bagi Hyung untuk membuatnya bahagia."

Haechan menatap lembut sang suami. "I'm lucky to have you," ucapnya dengan tulus.

Mark tertegun mendengar perkataan Haechan. Sebelah tangannya yang di setir mobil berpindah menggenggam tangan sang istri, ia tersenyum teduh menatap istrinya.

"Harusnya Hyung yang mengatakannya, i'm so lucky to have you, My wife."

Haechan melebarkan senyumnya, hatinya bergetar hebat mendengar kalimat itu. Tangannya mengelus lembut punggung tangan sang suami yang menggenggam tangannya.

Setelah itu keheningan tercipta. Mark fokus menyetir karena siang ini jalanan cukup padat dengan kendaraan, sedangkan Haechan hanya melihat-lihat ke depan.

Tangan mereka masih setia bertaut, menggenggam satu sama lain, membagi rasa aman dan nyaman lewat kulit hangat yang saling bersentuhan.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir satu jam, mereka pun sampai di restoran yang dituju. Bertepan dengan keduanya turun dari mobil, Hendery juga sampai.

Haechan menatap restoran didepannya. Dari luar saja sangat mewah dan ini adalah restoran bergaya Eropa, pantas saja mewah, pikirnya.

Menunggu Hendery dan Renjun turun dari mobil, barulah mereka semua masuk. Restoran nampak sepi, hanya beberapa orang saja, karena belum pas jam makan siang, sebentar lagi juga akan ramai dengan orang-orang yang berdatangan.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang