MBH ~Part 97~

1.6K 160 7
                                    

Di usia kehamilannya yang memasuki bulan keenam, Haechan menjadi sulit tertidur saat malam hari karena sang janin di dalam kandungannya begitu aktif bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di usia kehamilannya yang memasuki bulan keenam, Haechan menjadi sulit tertidur saat malam hari karena sang janin di dalam kandungannya begitu aktif bergerak. Si kecil akan sangat aktif pada jam sepuluh hingga jam satu malam, menendang-nendang dan menggeliat yang membuat sang ibu terus terjaga dan merasakan nyeri pada perutnya.

Sang suami tentu khawatir istrinya terus terjaga sampai larut malam karena si kecil yang semakin aktif, ia takut kesehatan sang istri akan menurun bila terus tidur terlambat. Haechan juga sering mengeluh nyeri perut sehingga ia harus senantiasa mengusap perut sang istri membantu agar nyerinya menghilangkan.

Tidak hanya si ibu hamil saja yang terjaga hingga larut malam, si calon ayah muda itu juga sama akibat ulah buah hati mereka.

Mark selalu menemani Haechan, tak ia tinggalkan tidur meskipun dirinya sangat mengantuk karena kelelahan seharian penuh bekerja. Tidak ia biarkan istrinya mengalami kesulitan seorang diri, sudah menjadi kewajibannya mengutamakan istri dan anaknya.

Selain sulit tertidur dan nyeri pada perut akibat rahimnya yang kian membesarkan mengikuti perkembangan si kecil, si ibu hamil juga mengalami perubahan pada kulitnya. Di kulit punggung dan dadanya timbul banyak jerawat kecil-kecil, kulitnya jadi kemerahan dan terasa perih bila bergesekan dengan baju yang ia kenakan. Hal tersebut membuat si ibu hamil kesal sekaligus sedih, ia benci kulitnya terdapat jerawat. Sudahlah dadanya makin sensitif seiring buah dadanya yang kian membesar, punggungnya yang sering pegal-pegal karena aktivitasnya, kini di dua tempat itu timbul jerawat yang mengakibatkan dirinya makin kesulitan.

Namun untungnya wajahnya tidak di tumbuhi jerawat, tak bisa di bayangkan jika jerawat yang nakal itu timbul di kulit wajahnya. Wajahnya pasti akan jelek sekali bila terdapat jerawat yang memerah, ia takut jika Appa Aegi akan jijik mencium wajahnya. Huh.. syukur saja jerawat itu hanya tumbuh di punggung dan dadanya tak merambat ke wajahnya juga.

Ada-ada saja pemikiran si ibu hamil, mana mungkin si Appa Aegi jijik, mau bagaimanapun bentuk sang istri akan selalu terlihat cantik di mata Mark. Bucinnya Appa Aegi sudah stadium empat, yang artinya sudah sangat kronis tak bisa kurangi apalagi di hilangnya dengan cara apapun.

Seperti malam-malam sebelumnya, Mark membantu sang istri mengoleskan obat jerawat pada punggung dan dada. Si Appa Aegi yang bucin itu tak membiarkan si ibu hamil melakukannya sendiri. Haechan menurut saja tanpa membantah seperti beberapa ketika pertama kali jerawatnya muncul, ia takut jijik melihat kulitnya terdapat bulatan-bulatan kecil merah, tapi nyatanya Si Appa Aegi sama sekali tidak jijik, malah memuji tubuhnya tetap indah meski tak semulus dulu.

Krim yang di letak di jarinya Mark oleskan pada kulit punggung sang istri yang terdapat jerawat secara merata, lalu beralih mengoleskan krim tersebut di dada istrinya. Setiap mengoleskan krim di sekitar dada Haechan ia harus menguatkan imannya supaya tak tergoda melihat buah dada si ibu hamil yang makin besar dengan puncak ranumnya yang mulai mengeluarkan ASI.

Di masa kehamilan yang sudah enam bulan ini si ibu hamil sudah memproduksi ASI, lumayan banyak sehingga merembes keluar. Si Appa Aegi tentu saja terpancing, ingin rasanya ia kulum puncak kemerahan yang mengeluarkan cairan putih menyehatkan itu. Penasaran akan rasanya seperti apa, pasti akan menyenangkan sekali menghisap nipple yang ada susunya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang