MBH ~Part 10~

4.6K 282 0
                                    

Haechan mengerjapkan matanya, ia masih belum sepenuhnya sadar lalu memiringkan tubuhnya menghadap ke kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan mengerjapkan matanya, ia masih belum sepenuhnya sadar lalu memiringkan tubuhnya menghadap ke kanan. Dengan penglihatan yang kurang jelas ia menatap ke depan, ruang ini bukan seperti kamarnya lalu ia dimana sekarang?

Haechan sontak membuka matanya dengan cepat kemudian bangun dari tidurnya, ia duduk menatap sekeliling hingga pandangannya terhenti pada seseorang yang tertidur disampingnya. Ia menepuk dahinya pelan, ia lupa jika sekarang sudah menikah dan disampingnya ini adalah suaminya.

Sebentar, bukannya semalam ia tertidur di atas sofa ya, lalu bagaimana ia sekarang ada di tempat tidur? Apa suaminya yang memindahkannya? Ya pasti suaminya, lalu siapa lagi? Yasudah lah buat apa dipikirkan lebih baik ia bersiap-siap untuk ke kampus.

Ia melirik jam didinding yang menunjukkan pukul 06.10 pagi, ia langsung menyibakkan selimutnya dan bergegas berjalan menuju kamar mandi.

Selesai mandi ia berpakaian rapi, ia memakai celana jeans hitam dipadukan dengan kemeja biru pastel. Setelah itu ia beranjak kemeja rias memoles sunscreen pada wajah dan juga sedikit memoles lipbalm pada bibirnya, kemudian memakai vitamin pada rambutnya dan menyisirnya agar rapi.

Ia berniat untuk membangunkan suaminya tapi ia merasa takut, ia nampak berpikir sebentar. Ya sudah dibiarkan saja lebih baik ia turun membantu ibu mertuanya menyiapkan sarapan.

"Morning, Mom," sapanya pada ibu mertuanya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan dengan seorang pelayan.

Taeyong menoleh lalu tersenyum. "Morning, Sayang."

"Ada yang perlu Chan-ie bantu?" tanya Haechan.

"Tidak, Sayang. Ini sedikit lagi selesai, kau juga berpakaian rapi nanti kotor," tolak Taeyong dengan lembut.

Haechan pun menggangguk dengan patuh.

"Oh iya ini Bibi Ahn, kepala pelayan di rumah ini." Taeyong memperkenalkannya pada sang Menantu.

Haechan tersenyum lalu membungkuk sedikit pada kepala palayan itu. "Hi Bi, saya Haechan."

Bibi Ahn membalas senyuman Haechan lalu membungkuk dengan canggung. "Salam kenal, Nyonya muda." Ia sudah mengetahui jika yang didepannya ini adalah istri dari tuan muda pertama.

Mata Haechan membulat mendapat panggilan seperti itu. "Panggil Chan-ie saja, Bi," pintanya.

Bibi Ahn nampak terdiam membuat nyonya Jung angkat bicara. "Turuti saja maunya menantu, Bi."

Bibi Ahn hanya mengangguk dengan canggung. Haechan lantas tersenyum senang.

'Ternyata istrinya Tuan muda sangat ramah, sopan dan cantik sekali. Sangat serasi dengan Tuan muda,' batinnya.

"Sarapan sudah siap. Kau panggilkan suamimu, Sayang, Mommy akan memanggil yang lain," titah Taeyong.

Haechan menegang, tidak taukah ibu mertuanya, jika inilah yang paling di hindarinya selain tidur sekamar. Mau menolak juga ia tidak berani.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang