MBH ~Part 85~

2.8K 190 21
                                    

Sesuai seperti kesepakatan bersama beberapa waktu lalu Mark akan membawa Haechan ke salon untuk potong rambut sekaligus berbelanja pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai seperti kesepakatan bersama beberapa waktu lalu Mark akan membawa Haechan ke salon untuk potong rambut sekaligus berbelanja pakaian. Hari yang mereka tentukan sudah tiba. Pagi setelah sarapan keduanya langsung bersiap untuk pergi.

Perginya hanya berdua saja. Anggaplah sebagai kencan mereka meski hanya ke salon dan berbelanja saja. Jarang-jarang sekali mereka pergi hanya berdua, selama sembilan bulan menikah keduanya pergi keluar berdua bisa di hitung berapa kali mereka kencan sangking jarangnya. Tidak seperti pasangan lain diluar sana.

Itu disebabkan oleh kesibukan masing-masing dan juga status pernikahan mereka yang masih dirahasiakan. Selain itu, jika punya waktu mereka lebih sering menghabiskannya bersama keluarga dan sahabat. Terlebih bagi Mark, jika Haechan memang punya lebih banyak waktu daripada Mark.

Haechan hanya bekerja sebagai seorang dosen, itupun masih baru, belum genap dua tahun. Pekerjaannya hanya satu itu saja, tidak seperti dosen-dosen lain yang punya kesibukan lain diluar kampus. Jadi tidak heran kalau dosen bahasa Inggris muda itu selalu ada di kampus kecuali di hari libur atau mengambil cuti.

Karena hal itu juga dirinya gampang beradaptasi dulu, mudah akrab dengan para mahasiswa. Wajahnya yang setiap hari nampak di kampus membuat para mahasiswa langsung menotisnya dan akrab dengannya seiring berjalannya waktu. Dari faktor umur yang sebaya juga jadi salah satu alasan mereka bisa dekat dengannya tanpa rasa canggung dan kikuk, mereka nyaman dan nyambung saat mengobrol dengannya.

Lain halnya dengan Mark yang super duper sibuk, mengurus banyak hal dan harus kesana-kemari. Selain bekerja di kantor sebagai pemimpin perusahaan, ia juga punya banyak schedule yang lain yang menyangkut dan berhubungan dengan pekerjaan ataupun tidak -- seperti menghadiri suatu acara sebagai bentuk formalitas dan menghargai orang yang sudah mengundangnya, dan lain sebagainya.

Bisa merasakan pulang sore pun sudah sangat syukur bagi Mark, walau nanti ia harus lanjut lagi pekerjaannya saat sudah di rumah. Saat sudah menikah ia memang berusaha untuk bisa pulang lebih cepat, meskipun kadang-kadang tidak bisa. Tapi tetap saja dirinya berusaha. Apalagi setelah tahu bahwa istrinya hamil, membuatnya harus siap siaga dan harus menomorsatukan istrinya.

Di tambah lagi si ibu hamil sangatlah manja dan tidak bisa jauh-jauh darinya saat malam hari, bayi di kandungan istrinya akan rewel dan membuat sang istri kesulitan. Mulai dari mual-mual, muntah, pusing, dan kram perut. Semua hal itu akan hilang jika di peluk, dicium dan di usap perutnya tempat si bayi tumbuh. Kalau sudah lewat jam sepuluh belum mendapatkan perhatian darinya si bayi langsung berulah, berakhir akan membuat istrinya kesakitan seperti waktu itu.

Kasihan sekali Amma yang akan merasakan akibatnya saat Aegi melayangkan protesnya pada Appa.

Cukup sekali saja Mark melihat Haechan kesakitan malam itu, hatinya tidak tega dan merasakan sangat berdosa sebab tanpa ia sadari telah membuat sang istri kesulitan karena dirinya yang pulang terlambat dan tidak memberikan perhatian pada Aegi. Dirinya benar-benar jera akan hal itu.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang