MBH ~Part 31~

4K 283 13
                                    

Kurang dari seminggu lagi ujian kenaikan kelas akan diadakan, Chenle sangat semangat belajar untuk persiapan ujian, tentunya ia meminta sang kakak ipar untuk membantunya belajar seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kurang dari seminggu lagi ujian kenaikan kelas akan diadakan, Chenle sangat semangat belajar untuk persiapan ujian, tentunya ia meminta sang kakak ipar untuk membantunya belajar seperti biasa.

Kali ini berbeda seperti biasanya, Chenle belajar di kamar hyung dan kakak iparnya. Haechan akan memeriksa hasil ujian mahasiswanya, maka dari itu Chenle meminta belajar di kamar hyung dan kakak iparnya saja karena kasihan jika Haechan harus membawa laptop dan lembaran-lembaran itu ke ruang keluarga ataupun ke kamarnya.

Dua jam berlalu Chenle sudah mulai mengantuk, ia pun membereskan buku-bukunya dan pamit ke kamarnya untuk tidur.

Tak berselang lama Chenle keluar, Mark memasuki kamarnya, di sofa dekat tempat tidur terlihat Haechan sedang fokus menatap layar laptopnya sampai tidak menyadari kedatangannya. Ia berjalan mendekati sang istri dan duduk disampingnya.

Merasa ada pergerakan Haechan yang sedang fokus pun menoleh. "Hyung ..."

Mark tersenyum tipis. "apa masih banyak yang harus kau periksa?" tanyanya.

"Lumayan, Hyung. Sebagian sudah selesai dari semalam, butuh waktu yang lama memang karena aku harus teliti," jawab Haechan.

Ia harus teliti memeriksa hasil ujian mahasiswanya, agar tidak ada kesalahan sehingga terpengaruh pada nilai mereka di mata kuliah yang ia ampu nantinya.

Mark hanya manggut-manggut saja mendengar jawaban sang istri. Ia menatap istrinya yang fokus kembali pada pekerjaannya, cukup lama ia memandangi wajah serius istrinya.

Tiba-tiba percakapannya dengan Jeno terlintas di kepalanya.

Mark tersadar dari lamunannya. "Haechan-ie ..." panggilnya.

Lantas yang dipanggil menoleh, Haechan menatap suaminya dengan tatapan bingungnya. Ia mengernyit bingung dengan tingkah sang suami yang hanya diam menatapnya sedari tadi dan setelah cukup lama baru memanggilnya.

Mark jadi gemas melihatnya. Ia mendekat dan menangkup kedua pipi gembil itu dan mencubit nya dengan pelan, ingin rasanya ia menggigit pipi bulat sang istri.

Haechan hanya terdiam membiarkan suaminya bermain dengan kedua pipinya, ia dibingung dengan sifat suaminya yang tiba-tiba begini. Tapi jantung dan pipinya tidak bisa diajak kompromi. Sekarang ia sudah memejamkan matanya sudah tidak sanggup lagi menatap suaminya.

Pipinya sudah mulai panas apa Mark tidak bisa merasakannya?

Mark yang melihat sang istri memejamkan matanya lantas tersenyum, dan dapat ia rasakan jika pipi gembil yang ia pegang ini memanas dan warnanya memerah samar. Tatapan Mark turun pada bibir mungil sang istri, bibir yang sangat cantik dan plumpy. Siapa saja akan jatuh hati pada bibir mungil yang berbentuk hati milik istrinya ini.

Apa ia harus mengikuti cara adiknya? Ya sudahlah dicoba saja, ia juga ingin tahu bagaimana reaksi Haechan, jika istrinya ini marah, ia akan memberi pelajaran Jeno karena mengusulkan ide yang aneh padanya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang