MBH ~Part 69~

3.4K 188 15
                                    

🔞
(Mature content)


CW/ explicit, sex with feeling, overstimulation, a lot of kiss, kiss on lip and neck, nipple sucking, fingering, unprotected sex, and vanilla sex.

Buat adek-adek inget kata kang parkir, mundur.....

Buat kakak-kakak yang udah legal antonimnya kata 'mundur' tapi kalo mau sinonimnya juga gapapa. Bebas weh.

(Ini lanjutkan dari part sebelumnya, di pisah aja biar gak enek bacanya karena terlalu panjang. Itung-itung di kasih double up karena udah lama gak up)

Happy reading guys 🤗



Happy reading guys 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

T

ak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, mereka mengakhiri acara malam ini mengingat besok mereka memiliki jadwal masing-masing, yaitu berangkat bekerja dan berangkat ke sekolah.

Sebelumnya Jeno sudah meminta izin untuk tidur bersama dengan Jaemin dan disetujui oleh orang tua mereka. Lagipula tak ada yang harus ditakutkan karena tidak mungkin si tengah Jung itu macam-macam karena besok harus berangkat kuliah pagi-pagi. Jika pun macam-macam tuan Nakamoto yang akan turun tangan memberi pelajaran.

Jeno menelan ludahnya, ia sedikit takut, namun itu tak akan membuatnya gentar. Asalkan bermain cantik dan aman, semuanya akan baik-baik saja.

Rugi sekali jika malam valentine hanya makan malam saja tanpa melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan. Kehangatan dari alkohol saja tak cukup di malam hari yang cukup sejuk ini, ia butuh sesuatu yang lebih menghangatkan tubuhnya. Belum lagi ia sudah menyiapkan sesuatu untuk melawati malam yang panjang bersama kekasihnya.

Sementara Jeno masih berbicara pada orang tua, Mark lebih dulu berpamitan untuk langsung ke kamar bersama sang istri. Setelah mendapat izin, Mark segera membawa Haechan pergi.

Sampainya didepan kamar, Mark menempelkan id card yang diberikan oleh sang ibu, pintu kamarnya terbuka keduanya pun masuk.

Kamarnya sangat luas, lebih luas dari kamar yang Haechan tempati waktu dulu saat resepsi pernikahan mereka diadakan. Pantas saja jika lebih mewah karena ini kamarnya terletak di lantai yang paling atas, pemandangan indahnya kota dan cantiknya langit malam bisa dilihat dengan jelas.

Sedang asik memandangi pemandangan luar gedung dibalik jendela kaca, tiba-tiba tangannya di tarik oleh sang suami, ia didudukkan di atas sofa. Belum sempat bertanya, matanya tak sengaja melirik ke atas meja bundar di depannya, di sana ada sebuah buket dan satu kotak yang ia yakini isinya adalah coklat, terlihat dari kotak bagian atasnya yang transparan.

Pandangan langsung teralih pada sang suami yang menatapnya dengan memasang senyuman khasnya yang begitu lembut. "Ini untukku, Hubby?" tanya Haechan sambil menunjukkan kedua benda di atas meja dengan jarik telunjuknya.

My Beloved Husband (MarkHyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang