85

3.4K 310 139
                                    

Haiii

Lolii comeback nemenin weekend kalian nii~

Selamat membaca :*

Happy sundayy :3













✨✨✨









"Itu omah kan?"

Reynald melipat tangan menuntut kejelasan dari pemuda berseragam sekolah yaitu Azril, sahabatnya. Mereka berdua kini tengah berdiri diruang tengah dengan saling berhadapan.

"Orang yang bikin kalian bisa nemuin gue." lanjut Reynald lagi melihat Azril yang tampak masih tak mengerti maksutnya.

Kalo itu Eli yang ditanyain udah pasti tuh bocah bakal ngemeng kek gini, "Mwo? Omo! Macem mane kau bisa tau Rey? Apakah kau cenayang? Jadi apakah yuyun sultan akan jatuh miskin dimasa depan?"

Hanya saja didepan Reynald sekarang adalah Azril. Orang yang selalu menggunakan logika, sama seperti dirinya. Orang paling normal disini. Ia langsung mengerti kenapa Reynald sudah tau saja. Justru kalo orang secerdas Reynald gatau, itu yang harus dipertanyakan.

Tapi bagi Azril, dibanding bertanya, Reynald malah terasa lebih ke sedang menginterogasinya. Pemuda itu pun menghela nafas pasrah. "Mau gimana lagi Rey, banyak yang nyariin lo terutama Elisa."

Azril ga salahkan? Malah harusnya Reynald berterima-kasih karna udah ngebawain kekasihnya! ( ̄へ ̄)

Reynald terdiam untuk sebentar sebelum akhirnya ia kembali bicara karna teringat sesuatu tentang Azril. "Ah! Kalian dateng kesini naik motor kan ya?"

Belum sempat Azril menyahut ucapan Reynald, pemuda itu sudah dipotong ucapannya.

"Jadi apa Elisa pegangan dipinggang lo waktu diatas motor? Lo ga ada modus ngerem mendadak-kan? Ato apa ada kejadian yang bikin Elisa harus meluk lo dari belakang? Juga-"

"Stop Rey! Lo pikir gue apaan sampai berani ngambil kesempatan kek gitu?" Azril tak tahan dengan Reynald yang malah jadi berburuk sangka padanya.

Demi apapun dibumi, bukannya Reynald harusnya tau sendiri Azril orang yang seperti apa?

Azril tidak pernah berniat buruk pada wanita, itu karna dia menghormati mereka seperti ia menghormati ibunya sendiri. Azril tak ingin menyakiti siapapun karna ia juga tak ingin ibu dan saudarinya pun disakiti. Ia hanya tak ingin karma membalasnya dengan melukai orang tercintanya. Azril terlalu pengecut untuk itu.

"Keknya lo lupa deh kalo lo pernah bilang mau rebut Eli dari gue, Zril." ujar Reynald penuh penekanan dengan tatapan tajam. Hal itu membuat Azril seketika tersedak ludahnya sendiri.

Sial! Jadi Reynald masih belum melupakannya?

Astaga, sebenernya seberapa dendam pemuda itu padanya?

Keknya kalo ada orang yang nyodorin pisau ke-Reynald mungkin dia bakal nusukinnya ke Azril pas dia bilang itu gaess. ('︶' )ノ

"Lagian Zril, semua laki-laki itu sampah! Jadi lo pun gue ga bisa percaya."

"Oh jadi lo juga sampah?" sahut Azril yang kini berhasil memukul Reynald dengan ucapannya juga.

"Ya... Bisa dibilang begitu."

Reynald menjawab dengan membuang wajah kearah lain. Untuk sesaat Reynald lupa kalo Azril itu seperti cerminannya dalam berbagai hal. Juga Reynald tak memiliki hati sebersih itu sampai tidak cocok dengan kata sampah.

"Makanya itu gue mau lo anterin Eli pulang sekarang, karna sebentar lagi juga mau malem, bisa lebih bahaya nanti." ucap Reynald beralih pada Azril lagi dengan akhir kalimatnya yang pelan.

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang