Terpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila!
Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja.
"Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah bel istirahat berbunyi, seperti biasanya mereka berempat akan langsung pergi keluar kelas. Mereka membawa bekal makanan masing-masing dan duduk di ubin koridor depan kelas. Lalu makan bersama sambil mengobrol. Yang sekarang mungkin udah kayak gembel
"Napa lo Yun?" tanya Elisa heran melihat Ayundha yang membuka kotak bekalnya malas
"Capek gue tuh"
"Capek apa lo?" gantian Pinkan yang bertanya heran
"Capek liatin Elisa berdiri didepan kelas" kata Ayundha yang seketika membuat mereka menyesal bertanya. Sedangkan Elisa wajahnya sudah memerah karna murka
"HEH ANYING! CAPEKAN MANA SAMA YANG BERDIRI?!" semprot Elisa membuat teman-temannya kaget begitupun Ayundha yang hampir menjatuhkan makanannya
"Ah baperan lo Lis!" sahut Ayundha membenarkan kotak makannya
"Huwaa... Aku terdzolimi Pinkan" Elisa mendramatisir dan memeluk Pinkan disebelahnya
"Gara gara lo sih Con!"
"Lah kenapa jadi gue tai!" protes Conita karna ucapan Ayundha
"Loh sih tadi gak bantuin"
"Ya lo napa malah minta nambah hukumannya bazengg!" kesel Conita rasanya pengen nyelemin Ayundha ke kolam ikan didepan kantor TU sekarang juga
"Guekan capek juga Pinkan, Huhuhu" ujar Elisa lagi
"Enak banget lo main nyuruh gue, lo pikir gue babu lo!" sahut Pinkan membuat Ayundha tersedak karna nada bicara Pinkan yang lumayan tinggi
"Anjirr selow ibu negara, gue jadi belepotan kan makannya. Dih bedak gue hilang, kan gak etis banget kalau diliat cogan pas jelek" Ayundha membersihkan bibirnya dengan tisu. Lalu menambahkan bedak diwajahnya dan sedikit memolesi bibirnya dengan liptint
"Malah dandan nih curut satu!"
"Oh iya besok minggu jadi ke mall gak?" tanya Conita yang dari tadi asyik makan
"Enggak ah! Gue mau belajar tutorial pake makeup barbie diyoutube"
"Fuck for you!" umpat Conita pada Ayundha membuat gadis itu terkekeh
"Emangnya lo mau beli apa sih disana?" tanya Ayundha sambil melanjutkan acara makannya
"Ya serah kita lah, masa beli kerikil" sahut Elisa asal
"Ini nih definisi temen bangsat waktu ditanyain serius"
"Aduhh...! Gue kebelet nih, Con ikut gue ketoilet bentaran yuk" ajak Pinkan kemudian berdiri dan menarik paksa Conita agar ikut bersamanya
"Dasarr!" Cibir Elisa mempoutkan bibirnya
Ekor mata Elisa tak sengaja melihat Reynald yang berjalan sendirian dikoridor. Pemuda itu terlihat sangat bersinar dan suram secara bersamaan dimatanya. Elisa melirik kearah Ayundha yang benar-benar tenggelam sama makanannya
Lalu pandangan Elisa kembali melihat Reynald dan Bomm! Tatapan mereka bertemu. Sinis. Itu yang Elisa rasain dari tatapan Reynald. Kenapa setiap tak sengaja bertatapan dengan Elisa pemuda itu selalu menatapnya sinis? Elisa berusaha gak peduli
Ia mengalihkan pandangannya dan membiarkan Reynald berjalan melaluinya
"Eh Lis itu bukannya Reynald ya?" kata Ayundha yang baru sadar saat Reynald sudah masuk kedalam kelasnya
Mereka tau kalau Reynald pasti bakal masuk kekelas mereka. Mengingat ketiga temannya yang lain saat ini berada dikelasnya. Karena salah satu dari mereka, Bianca. Berbeda kelas dengan mereka
"Ya terus?" Elisa tak mengalihkan pandangan dari kotak bekalnya
"Siapa tau lo mau pdktin dia" sahut Ayundha asal
"Idih najis! Halah bilang aja lo yang mau"
"Sorry ya gue gak suka sama cowok yang modelannya kek dia"
Elisa mengerutkan keningnya dan menoleh "Kenapa?"
"Gue kalah cantik bor!" kata Ayundha membuat Elisa tertawa
Tapi didalam hati ucapan Ayundha sukses membuat Elisa berpikir keras. Ayundha benar soal itu, karna Reynald jauh lebih putih dan memiliki paras yang sangat tampan hingga bisa disebut 'Cantik'
Elisa menggelengkan kepalanya dan menghela nafas "Udah deh gak usah ngomongin dia, entar bucinnya marah"
"Pinkan ya?" Ayundha tertawa menyebutkan nama orang yang dimaksud Elisa
Ya gini nih yang namanya temen, giliran gak ada orangnya malah ngomongin
"Hey!" panggil Ayundha melihat kedua temannya yang lain sudah kembali
"Lama banget sih! Boker lo ya?" ujar Ayundha tanpa rasa malu sama sekali meski didengar orang yang lewat
"Pelanin dikit tai!" kesal Pinkan merasa malu
"Oh jadi beneran ya lo bok-- Ehmm...!"
Tangan Pinkan langsung menutup mulut bangsatnya Ayundha yang tiba-tiba bicara dengan kencang. Tak lama kemudian dia langsung duduk perlahan. Ketika melihat Rey dkk berjalan keluar kelas melewati mereka sambil sesekali bercanda
Elisa menjadi heran pada Reynald. Bukannya baru saja tadi dia sinis tapi sekarang malah tertawa lepas bersama teman-temannya. Jangan-jangan benar kalau Reynald punya dendam kesumat pada Elisa
Gadis itu menoleh pada Pinkan yang seolah terhipnotis melihat Reynald. Ia memutar bola matanya malas "Dih bucin!"
"Apaan sih!" sahut Pinkan tanpa mengalihkan pandangannya
Mata Elisa berpendar, ia berdecak melihat beberapa siswi juga sama seperti Pinkan. Bahkan ada yang histeris. Astaga... Serasa seluruh sekolah adalah lautan fans ketos letoy. Lebih baik jauhin dia kalau tidak mau diserang para butjin
"Udah jangan ngeliatin mulu, dia pacar gue!" kata Ayundha langsung disambut tatapan tajam dan sinis dari Pinkan
"Halu lu!"
Satu kata tapi menohok banget buat Ayundha. Kalau masalah doi, Pinkan tuh gak bisa diajak bercanda
"Eh bisa jadi, entar dia malah jadi suami gue!" celetuk Elisa asal membuat Pinkan makin murka
"Lo lebih halu lagi! Gila lebih tepatnya! Lo itu.... Bla... bla.. bla.."
Dan seterusnya mereka berdua berakhir dengan Pinkan yang berceramah akbar panjang. Rey dkk denger? Yang pasti enggak, karna jarak mereka jauh buat bisa dengerin. Kecuali kalau mereka cenayang