"Gimana bisa kek gitu?!"
Azril menatap kaget Reynald yang berdiri disampingnya. Pemuda itu tampak melamun menyandar pada batas pagar sambil melihat kebawah tepatnya dilapangan.
Saat ini Reynald tengah menceritakan kejadian Elisa pada Azril dipinggir koridor sepi yang menghadap langsung kelapangan.
"Gue pikir ini sengaja Zril, karna sebelumnya gue sempet ngelihat bayangan orang yang lari disana." Reynald menoleh dengan kerutan dikeningnya. "Menurut gue ini udah keterlaluan Zril."
Azril terdiam, benar juga sama yang diomongin Reynald. Pertama paku disepatu, sekarang mau ngunciin dikelas kosong. Well, orang ini beneran niat nyelakain Elisa.
Pelakunya ngelakuin ini halus banget sampai mungkin Elisa gak sadar. Tapi jangan harap dia bisa nipu Reynald dan Azril pake trik murahan kek gitu.
Maap aja ini bukan sinetron adzhab, Ealah ngetik apaan dah :>
Azril mendekat dan juga menyandar kepagar disamping Reynald. "Pelakunya kalau bukan orang yang suka sama lo bisa jadi orang yang benci sama Elisa."
"Itu artinya hubungan lo udah kecium, entah sebagai pacar atau istri." Azril menatap lebar Reynald yang juga menatapnya.
Reynald membuang pandangannya. "Entahlah, tapi kalo seandainya gue gak sedang lewat sana dan denger suara Elisa teriak mungkin gue gak bakal tau dia disana."
Pandangan Azril menatap lurus kedepan berpikir tentang solusinya. Untuk beberapa menit tak ada obrolan diantara mereka. Keduanya sibuk mencari solusi.
Azril kembali menoleh ketika Reynald kembali bicara padanya.
"Tapi itu cuma sebagian besar yang kita tau doang, gak tau kejadian yang lain."
Ditempat Elisa gadis itu dan beberapa teman sekelas didekatnya termangu. Melihat tumpukan sampah yang baru saja keluar dari loker mejanya.
Elisa mengerjap dan mengatupkan mulutnya.
"Lis gila! Banyak banget sampah lo kemarin-kemarin juga begitu, cuma ini yang paling banyak." ujar Dino menghampiri dengan keterkejutannya membuat Elisa lantas menoleh padanya.
Setelah terdiam sesaat, gak lama Elisa nyegir gak jelas lalu bicara. "Yo... Mangap ya pak tua, Elisa beresin sekarang kok."
Dino berdecak dan membuang wajahnya, Pleasee dimananya dia keliatan tua? Padahalkan doi masih muda dan ganteng. Herman dia tuh. :<
"Udahlah, gak bakal bosen gue bilang KALO HABIS MAKAN TUH BUNGKUS LANGSUNG DIBUANG KETONG SAMPAH JANGAN DITUMPUK DILOKER."
Elisa yang sontak menjauhkan wajahnya dengan dramatis jadi mengerjap lagi. Ini suara teriakan Dino lebih kenceng dari toa lho sampai siswa yang lagi lewat kelaspun sampai noleh.
Amazing for Dino ( ^▽^)~
Dino berdehem lalu membenarkan seragamnya. Sadar kalo dia awkward banget tadi.
"Eumm... Pak tua?"
"Ha?"
"Pak tua—"
"Apasih napa manggil pak Tua mulu, gak elit banget deh."
Elisa mencebikkan bibirnya karna ucapan Dino lalu mencibir yang pasti masih didengar sama sang ketua kelas.
"Padahal juga tadi dipanggil gitu nyaut."
Dino malu dungss, soalnya bener juga. Lah terus ini salah siapa? Kalau bukan salah Elisa yang bukan salah Dino dong apalagi Lolii. Yaudah deh salah readers aja :V
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
RomanceTerpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila! Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja. "Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...