77

129K 5.8K 3K
                                    

















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Jadi sekarang kita ngejalanin masa pacaran setelah nikah?"

Reynald tersenyum masih belum melepaskan Elisa dari gendongannya. Ia menatap lamat mata coklat Elisa yang semakin terang karna pantulan cahaya lampu.

"Harus bilang iya ya?"

"Tentu aja, karna bukan cewek doang yang perlu kepastian. Tapi kami kaum cowok juga perlu."

"Ck! Kaum cowok gak peka!" Elisa mencebikkan bibir dan turun dari gendongan Reynald. Ia melipat tangan sembari membuang wajah sok kesal. "Udah gitu gak ada perjuangan sama sekali."

Elisa berjalan melenggang pergi dengan lengan yang mengibas-ngibas dan berputar seperti kipas sambil menggerutu. "Dasar gak peka gak peka gak peka gak peka gak pek——"

Ucapan Elisa terpotong karna Reynald yang mendadak menarik tangannya. Kembali membuat Elisa berhadapan dengannya. Tangan pemuda itu menarik pinggang Elisa lebih dekat padanya. Elisa tentu saja terkejut membolakan mata menatapnya.

"Jadi apa?" tanya Reynald setelah tertawa karna tingkah Elisa. Mata hitam pekatnya menatap lamat mata Elisa.

Hal itu membuat pipi Elisa memerah, ia membuang pandangan dan mengulum bibir kemudian berdehem. "Ehmmm...."

"Apa?"

"Ehmmmmmm...."

"Apa?" kata Reynald lagi sok bego bikin Elisa menutup mata menahan emosi dan tersenyum jengkel.

"Iya."

"Apa?" tanya Reynald masih stay sama wajah sok begonya.

Yeee budeqqq, sedih Eli tuh percuma dijawab T^T

"Iya bangke!" kata Eli ngegas, ngumpat jugakan akhirnya. Hiks :')

"Apanya yang bangke?"

Oke, sekarang Eli yang menyerah! Bendera putih mana? Bendera?!

Sudah selesai emosi Elisa karna merasa sangat dipermainkan oleh Reynald. Gadis itu lantas mendorong dada Reynald, melepaskan diri lalu berjalan pergi sambil berteriak.

"Gatau ah! Gatau!"

"Lho? Mau kemana?" Reynald melongo melihat Elisa semakin berjalan menjauh dan Elisa berteriak. "Ke Zimbabwe beli obat budek terus mancing megaladon terus diracik sama obat budeknya khusus buat telinga lo!"

Reynald tertawa kecil mendengar sahutan itu. Ia pun segera berjalan cepat menyusul Elisa. Saat sudah dekat tangannya menepuk pundak Elisa. Membuat siempu menolehkan kepala dan yang langsung mendapati sentilan kecil didahinya.

"Yakk! Rubah! Durhaka sekali kau! Ku kutuk jadi malika mampus kau "

"Rubah? Siapa yang rubah?" Reynald menatap Elisa sok kesal.

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang