"Gue harap mending lo berhenti sampai disini Felix."
Felix menatap Reynald lamat. Sebelumnya mereka tak sengaja bertemu dikoridor. Hingga mereka memutuskan untuk berbicara dirooftop sekarang.
"Sayangnya..." Felix memberi jeda pada ucapannya.
"Gue gak suka ngalah sama orang."
Reynald mengerutkan keningnya. Ia terdiam sesaat lalu kembali bicara. "Kalau lo tau yang sebenarnya, mungkin lo bakal langsung down."
Felix menyunggingkan senyum miring. "Soal Elisa yang udah nikah sama lo?"
Seperti bom yang datang menyerang tiba-tiba. Reynald sangat terkejut. Apa saat ini pendengarannya sedang bermasalah? Tapi Reynald tetap berusaha tenang.
"Maksut lo?"
Pemuda itu mendekat pada pagar rooftop membuat pandangan Reynald mengikutinya. Tatapan felix lurus kedepan.
"Gue suka sama Elisa sejak dia berani ngajak ngomong gue. Meski gue udah natap tajam dia, entah kenapa dia malah balas gue dengan cengiran bodoh. Dan gue udah nandain dia dari situ." Pemuda itu berbalik menatap Reynald lalu tersenyum hambar.
"Jadi mustahil gue gak tau apapun soal dia. Sekuat apapun dia nyembunyiin sesuatu dari gue. Bukan berarti gue gak bakal tau."
Tatapan Reynald menajam. Pemuda itu melihat Felix dengan tatapan tak suka. "Jadi lo tau semuanya dari awal?"
"Gak seawal sebelum lo menikah dengannya tapi setelahnya."
"Lalu kenapa lo sok gak tau apa-apa ke Elisa?" tanya Reynald dengan rahang mengeras.
Felix terkekeh remeh. "Trus gue harus gimana? Ngomong sama dia 'Lo udah nikah ya? Padahal gue mau nikahin lo. Mending lo cerai gih.' Gitu?"
"Sebenernya... Gue udah pernah kasih kode kedia, kalau gue tau rahasia besarnya. Tapi lo tau sendirikan Elisa kek gimana? Polos nyerempet bego."
"Bentar! Gue bingung sama lo. Kadang lo bersikap posesif ke Elisa tapi lo juga sering marah sama dia. Sebenarnya lo suka sama Elisa atau enggak sih?"
Reynald terdiam sesaat lalu tersenyum miring. "Itu urusan gue, lo gak perlu tau."
"Ya emang bener sih, cuma lo lucu aja. Lo sering banget nolongin orang lain sebelum orang itu dapet masalah besar. Tapi kenapa lo gak bisa gitu juga ke istri lo sendiri?"
Reynald tak menjawab, pemuda itu sibuk bergelut dengan pikirannya. "Lo pasti taukan soal insiden paku dibasket indoor."
"Kalau lo gak suka sama Elisa, jangan berbuat terlalu jauh Rey. Atau... Gimana kalo lo lepasin aja dia?"
Felix berjalan mendekat dan menepuk pundak Reynald. Kemudian ia berbisik. "Karna sebenarnya masih banyak yang mau sama dia."
Setelah bicara begitu Felix pergi meninggalkan pemuda itu.
Ditempat Elisa kini, gadis itu tengah sibuk dengan hpnya. Sibuk download mv bias yang lagi comeback. Apalagi doi baru aja beli kuota unlimited. Kan mantapp xixixi.
"Pin besok ikut gue beli barang-barang dicantiq shop ya?" kata Elisa ke Pinkan disebelahnya.
"Dari pada lo sibuk beli barang gak guna, mending lo ikut gue gabung diceramah islaminya teh Siti entar malem dimasjid." ujar Pinkan membuat mood Elisa down.
"Sumpret ya Pin, gue bukannya gak mau diajak baik. Cuma kalau gue ikut gituan entar yang ada gue malah ngantuk trus tidur. Emang lo mau gendong gue pulang kerumah?"
"Idih ogah."
"Btw kok Felix gak ada chat gue ya? Biasanya jam segini notif chatnya udah rempong." Elisa mengerutkan keningnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
RomanceTerpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila! Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja. "Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...