Terpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila!
Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja.
"Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa? Siapa yang depresi?"
"Halah gitu doang depresi!"
"Lemah banget sih!"
"Gak mungkinlah, kalau emang iya boong kali. Ck!"
"Cuma cari sensasi dan perhatian orang tuh."
Sepasang mata yang terpejam sontak terbuka lebar dengan nafas tersengal. Keringat dingin menyelimutinya. Ia meneguk ludah kasar dan pandangan menyebar kesekeliling.
Sosok Ayundha disebelahnya masih terlelap dengan gaya tidur yang wow. Iya wow soalnya dia udah diujung sisi kasur. Sekali Eli tendang aja mungkin udah nyungsep tuh anak ヘ( ̄▽ ̄*)ノ
Atensi Elisa berpindah pada jam weker yang berdetik pelan menghiasi kamar temaram milik Ayundha. Disana jarum jam menunjukkan pukul lima pagi.
Gadis itu bergerak bangkit untuk duduk, mengusap wajah kasar dan memijit pelipis karna merasa pusing. Mimpi yang sudah lama tidak datang kini kembali lagi. Mimpi yang selalu saja membuatnya merasa buruk.
Kepala Elisa menyandar pada kasur dan menghela napas panjang. Matanya terpejam berusaha untuk menenangkan tubuh.
Mendadak datang ingatan ucapan seseorang yang kerap kali datang setiap suasana hati Elisa sangat buruk. Seperti obat hati baginya.
"Ayah, mereka semua gak suka sama Lili. Mereka ninggalin Lili."
"Itu gak mungkin, Lili ayah anak yang cantik, pintar dan baik. Semua orang pasti menyukai Lili."
"Sungguh?"
"Iya, ayah serius."
Dada Elisa semakin terasa sesak saat mengingat hal lain. Ingatan akan ucapan Reynald ketika pemuda itu menarik kepala Elisa kepundaknya.
"Lo boleh ngeluarin rasa sedih lo, karna mulai sekarang lo punya bahu gue buat sandaran."
Gadis itu sontak membuka mata dan kembali duduk tegak. Tangannya mengepal erat pada selimut. Tanpa sadar ia menggigit kuat bibirnya.
Elisa benci! Elisa benci mengetahui fakta bahwa sekarang ia sangat membutuhkannya. Masih berharap jika pemuda itu bersungguh-sungguh akan ucapannya. Dan masih bersama dengannya.
Tapi ketika ia kembali teringat pada kenyataan, rahangnya mengetat. Eli benci pengkhianat! Eli benci pembohong besar!
Jika Reynald bisa melakukan semuanya dengan mudah, kenapa Elisa tidak bisa?
"Kenapa Li?" Ayundha yang tiba-tiba terbangun lantas beranjak didepan Elisa.
Cahaya yang sedikit menghalangi pandangan Ayundha dan Elisa untuk saling melihat wajah.