47

95.5K 5.5K 351
                                    

Ini wordnya agak panjangan dari biasanya karna lolii jarang update. :D

Selamat membaca :))












Selamat membaca :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kedua kaki jenjang yang bergelantungan diatas meja itu mengayun bebas. Tampak Elisa tengah sibuk mendengarkan sebuah lagu menggunakan henset. Gadis itu terlihat agak feminim dengan baju cheerleaders yang dipakainya.

Tak lama salah satu temannya, Stevi. Yang baru selesai dirias mendatangi Elisa dan duduk disampingnya. Diatas bangku kosong tepat disebelah meja rias.

"Lo gimana Lis? Ortu lo tetep gak bakal dateng?"

Elisa melepaskan henset dikedua telinganya lalu menoleh. "Iya kayaknya Stev."

Hari ini adalah hari dimana mereka harus menghadapi kompetisi yang sesungguhnya. Beberapa rekan mereka masih sibuk berias. Sedangkan Elisa orang pertama yang selesai dirias. Karna memang riasan wajah Elisa lebih simple dari yang lain.

Jan ditanya kenapa? Emang pada dasarnya Elisa sendiri yang mau. Kalau difull makeup Elisa bakal langsung ngoceh sambil ngelihat kekaca.

"Omo! Siapa dia?! Ondel-ondel dari mana ini?!"

"Tidak! Jauhkan dia dariku!"

Karna itu daripada menimbulkan gempa bumi berkekuatan dahsyat. Siperias memilih ngikutin mau Elisa aja. (* ̄︶ ̄*)

"Sayang lo Lis, kalo ortu gak dateng."

Elisa termenung sesaat dan kembali menatap sang leader. "Ya mau gimana lagi? Gue udah terlanjur ngilangin undangannya Stev. Ortu gue gak bakal percaya kalo gue gak nunjukin bukti."

Stevi menganggukkan kepalanya paham. "Tapi lo itu tipe yang sellow aja ya? Emang lo gak ada keinginan ngelihat ortu lo seneng liat lo ikut lomba untuk pertama kalinya?"

"Keinginan kek gitu, pasti selalu ada dibenak anak Stev. Tapi kasus gue ini beda. Lagipula kitakan masih kompetisi belum tentu kita pemenangnya. Jadi gue gak mau mereka terlalu berharap, karna kalo seandainya gagal mereka juga yang kecewa. Gue gak mau liat raut itu."

Mendengar penuturan Elisa, Stevi jadi terhenyak. Itu kata-kata terindah yang pertama kali Stevi dengarkan. Tapi ia tak menyangka jika orang yang mengatakannya adalah sitroublemaker sekolah.

Elisa yang memberi jeda kembali bicara. "Kalo bisa sih, gue mau pulang-pulang bawa piala kemereka."

Gadis itu tersenyum hangat. Stevi seolah melihat sosok Elisa yang berbeda. Sosok yang jarang dan hampir tidak diketahui oleh banyak orang.

"Gue jadi makin suka ke lo Eli."

Elisa terkejut mendengarnya. Seraya membulatkan mata, ia menoleh pada Stevi. "Eh lu lesbi?! Sorry ya Stev, meski gue gak punya gandengan cowok tapi gue masih normal."

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang