80

47.4K 3.3K 2.3K
                                    




















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Beberapa jam yang lalu saat Elisa jatuh pingsan dikoridor sekolah.

Tak sedikit orang disana tampak terkejut membelalakan mata lebar. Apalagi Serlin, gadis yang dengan sengaja menabrak Elisa tadi. Ia sampai ternganga tak percaya melihat tubuh itu kini terkulai lemas dilantai.

Dari jauh, dua orang yang tak sengaja lewat dan melihat itu sontak tergopoh panik berlari kearah Elisa. Mereka bahkan tak segan untuk mendorong beberapa orang yang menghalangi jalannya.

"Elisa!" Salah satu dari keduanya yang sampai lebih dulu lantas merengkuh tubuh ringkih Elisa kepangkuannya. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Elisa berharap gadis itu akan sadar. "Li!"

Itu Felix, dia panik setengah mati melihat keadaan Elisa sekarang. Apalagi karna wajah gadis itu kini seperti mayat hidup dan suhu tubuhnya terasa panas. Jelas sekali kalau Elisa sebenarnya sedang sakit namun ia terus menerus mencoba menahan.

"Eli.... I am here, pleasee wake up! Don't make me worry!"

"Elisa!" seru yang lain tadi panik, datang semakin dekat dan mengambil atensi Serlin.

Belum selesai keterkejutan Serlin pada Elisa, kini ia dibuat terpelongo oleh orang tersebut yang langsung terduduk berlutut disamping Felix.

Felix sendiri bukan rahasia umum tentang kedekatannya dengan Elisa namun orang ini berbeda. Yang semua orang tau ia bahkan nyaris tak pernah bicara dengan Elisa.

Orang itu menatap cemas Elisa sampai akhirnya tanpa aba-aba mengambil alih tubuh Elisa. Lalu bangkit dengan menggendongnya ala bridal style.

Hal itu tentu saja membuat Felix protes tidak terima. Felix pun bangkit berdiri dan dengan aura yang penuh permusuhan ia menahan lengan orang yang akan membawa Elisa pergi itu. Matanya menatap tajam sosok tersebut.

"Hei Azril!"

Ya, orang itu Azril. Sahabat Reynald. Karna cekalan dan seruan Felix padanya, pemuda itu kini menoleh dengan merengutkan kening tak suka. Ia tau jelas apa penyebab Felix sekarang jadi bersungut padanya.

"Please.... Jangan debat gak penting dulu, kondisinya sekarang jauh lebih penting. We put a side our problems first, understand?"

Ucapan itu sukses membuat Felix jadi terdiam dengan mengetatkan rahang. Perlahan cekalan tangannya yang kuat dilengan Azril mulai melonggar dan lepas. Setelah itu, Azril langsung berlari dikoridor menuju UKS sekolah.

Felix yang melihat itu menunduk sebentar dan membatin kesal, "Ah sial! Gue bahkan kalah sama antek-anteknya!"

Tak lama, Felix kembali mendongak dan matanya mulai melirik pada gadis yang masih berdiri didekatnya. "Ah! iya..."

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang