03

180K 7.7K 277
                                    

"Ayo giliran lo"

Mata Bobby menatap waspada pada ketiga temannya. Mereka berempat yang juga saling melihat waspada satu sama lain

"Tau ah! Gue berhenti! Entar gue juga yang kalah njirr!" sarkas Bobby sambil melempar asal beberapa kartu poker ditangannya

Ya, mereka berempat sedang bermain kartu poker diruang tamu rumah Reynald. Sudah hampir sejam mereka bermain dan wajah mereka sudah kotor dengan bedak putih sebagai hukuman saat kalah

"Sumpah ya yang paling banyak kena dari tadi tuh gue!" kesal Bobby mengerucutkan bibirnya

Ketiga temannya tertawa melihat Bobby yang sangat putus asa. Reynald berceletuk "Ya lo mainnya noob sih"

"Makanya belajar nih sama ahlinya" sahut Bianca menunjuk dirinya sendiri membuat Bobby semakin pundung. Sedangkan Azril hanya menggelengkan kepalanya

"Udah ah! Gue mau mojok sama neng Rara aja deh, lebih enak"

"Siapa lagi tuh?" tanya Azril mengerutkan kening karena ucapan Bobby

"Siapa lagi, ya bucinnya lah!"

"Gue gak kaget, gue pakek kacamata" Sahut Azril datar diikuti tawaan dari Reynald dan Bianca. Sedangkan Bobby masih tetap berpura-pura kesal

"Kak Ley dipanggil bunda dikamalnya" ujar Zailen adik laki-laki Reynald menarik perhatian mereka

Dimata mereka Zailen terlihat lucu sekali. Apalagi bocah itu tengah menjilat eskrim yang meleleh ditangannya. Bianca gemas lalu membawa Zailen kerengkuhannya

"Bentar ya temen-temen" kata Reynald direspon anggukan oleh mereka. Setelahnya ia pergi mendatangi sang Ibunya yang sedang duduk dikursi goyang dalam kamarnya

"Bunda" ujar Reynald lalu duduk berlutut didepan ibunya

"Nanti malam kamu jangan kemana-mana, ikut bunda sama papa ya?"

"Okeh bun" jawab Reynald dengan tersenyum

Reynald menyandarkan kepalanya pada paha sang Ibunda. Membuat tangan ibunya terulur mengusap kepala Reynald dengan sayang. Reynald juga tipe anak yang akan manja jika berdua dengan ibunya

"Kamu gak mau nanya nih buat apa?"

"Emangnya buat apa bun?"

"Jodohin kamu" ujar Ibunya sambil tersenyum manis namun malah membuat Reynald tersedak oleh ludahnya sendiri

"Serius bun"

"Lho... Bunda serius"

Disisi lain ada Elisa yang sedang menggigiti kuku kakinya sambil menonton tv diruang tamu

"Lis entar malem ikut ibu sama ayah" kata ibunya yang tengah berkutat didapur

Elisa membuang kukunya yang terpotong oleh giginya kesembarang tempat "Gak mau ah biasanya juga kalau pacaran gak ngajak-ngajak, yang ada nanti Elisa cuma jadi nyamuk. Oh nooo!"

"Oh kamu pengalaman ya, mangkanya pacaran sono! Jangan dirumah mulu, bikin sumpek!" sarkas ibunya membuat Elisa mempautkan bibirnya

"Mommy is the best banget nih" sindir Elisa tersenyum dipaksakan lalu bermain hpnya membalas chat dari teman-temannya

"Pokoknya nanti malem kamu harus ikut ibu!" kata Ibunya dijawab deheman dan anggukan oleh Elisa

"Astaga gue lupa!" teriak Elisa terlonjak kaget sembari menepuk dahinya. Karna ia baru saja ingat kalau hari ini ia ada janji ke mall bersama teman-temannya

"Apaan sih kamu Elisa! Untung gak ibu lemparin pisau!" kesal ibunya karna terkejut dengan teriakan Elisa

"Dih jahat banget, anak sendiri mau dilempar pisau. Ini ibu apa psikopat?" goda Elisa lalu berlari kecil menuju kamarnya sebelum ibunya benar-benar melakukannya

Ibu Elisa mengusap dada dan mengatur nafas "Sabar! Harus inget anak sendiri!"

Setelah beberapa menit kemudian Elisa keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapi dan tas selempangan yang bertengger dipundaknya

"Mau kemana kamu?" tanya ibu Elisa mendekati anak perempuannya dengan tangan yang melipat didepan dada

"Tadikan ibu sendiri yang nyuruh Elisa cari pacar, nih mau berangkat nyari" jawab Elisa asal

"Emangnya cari pacar itu semudah kayak kamu nyari batu diluar?!" sarkas ibunya gak percaya sama jawaban anaknya

"Oh jangan khawatir, Elisa pergi dulu ya bu. Tenang nanti Elisa pulang bawa mantu kok" Elisa mencium pipi Ibunya dan hendak melangkah pergi. Tapi sang ibunya tiba-tiba menarik kerah belakang bajunya

"Gak usah, balik lagi kekamar! Entar kamu malah lupa sama janji tadi atau nanti kamu malah kecapekan terus tidur waktu ikut ibu"

"Enggak ibu kusayang, Elisa janji deh gak bakal kayak gitu"

"Enggak! Ibu gak percaya!"

"Eh tahu ibu gosong!" pekik Elisa menunjuk dapur membuat Ibunya menoleh kearah dapur. Dengan cepat Elisa melepaskan diri dan berlari menuju pintu

"Tapi ibu kan gak masak ta-

"Elisa!" teriak ibunya saat sadar jika dia hanya diakal-akali oleh anak perempuannya

"Tenang bu, Elisa gak bakal lupa buat nanti kok" teriak Elisa gak kalah keras

Kakaknya, Johan baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah baru bangun tidur. Ia berjalan menuju dapur sambil sesekali menguap dan menggaruk perutnya. Keningnya berkerut saat melihat wajah ibunya yang merah padam dari kejauhan

"Kenapa bu?"

"Tuh adik kamu, ngeselin! Males banget punya anak kek dia!" sahut ibunya singkat lalu pergi begitu saja sedangkan Johan malah menggaruk kepalanya bingung

"Masalahnya... Adek Johankan anak ibu"









ʕ•ﻌ•ʔ

Okeh, jangan lupa vote dan tinggalin jejak :))

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang