66

88.5K 4.7K 1K
                                    

Sosok Elisa yang duduk dikursi kafe tengah bermain hp. Disebelahnya sosok Bobby juga melakukan hal yang sama. Kedua manusia itu tampak masuk dengan dunianya sendiri.

Bobby dengan banyak chat dari pacar-pacarnya dan Elisa dengan game. Ya maap Eli gak buka sosmed karna Eli tau gak bakal ada yang chat. Gak kayak yang disebelah heuheuheu T^T

Ah! Enggak itu gaess! Gak bener! Aslinya mah Eli banyak yang chat. Cuman ya gitu dia males bales tingkat akut. Entar ujung-ujungnya bilang gk ada yang chat.

Ya gitu kalau buntelan kentut dikasih nyawa (⌒o⌒)

Setelah makan sempol mang Jhonny tadi. Mereka bertujuh menyempatkan mampir kekafe dekat sekolah yang baru dibuka. Tentunya karna paksaan Eli yang jiwa hematnya keluar karna tau kafe ini lagi ngadain promo.

Mayan gaess diskon :3

Ketiga sahabatnya pergi ketoilet berjamaah sedangkan Felix dan Roni memesan makanan didepan sana. Jadi tinggal Eli sama Bobby dah yang duduk disini.

Tapi Elisa merasa sedikit tak nyaman karna mendengar bisikan-bisikan tetangga—eh?

Enggak gaess, itu beberapa kali orang lewat didekat mereka menatap aneh sambil berbisik. Yang sialnya kedengaran Eli, gak tau lagi sama Bobby.

"Itu lagi berantem ya? Diem-diem bae, main hp sendiri."

"Jangan-jangan sama-sama lagi selingkuh tuh."

"Gitu ya pacarannya anak sekarang, kalau ketemu tetep hp nomer satu."

"Dih pacaran kek gitu mah, gue gak bakal betah."

"Untung yang cowok ama cewek sama-sama cakep."

"Ngepho boljug tuh."

"Ih yang cewek bego ganteng kek gitu dianggurin mentang-mentang cantik. Sombs banget."

Itu yang terakhir, napa gak ngomong langsung didepan Eli aja? Biar Eli banting sekalian :)

"Li." panggil Bobby yang sudah selesai dengan hpnya. Elisapun mengalihkan pandangan padanya. "Apa Bob?"

Bobby tampak bingung memilih kata-kata.

"Ngomong aja gak usah sungkan, kayak lagi sama presiden aja deh." ucap Elisa ketawa garing sambil menyimpan hpnya kedalam tas.

"Gue udah denger dari Azril kalau lo sama Reynald mau cerai. Apa lo serius sama itu?"

Elisa lantas terdiam mendengarnya, ia sendiri tak tau harus mengatakan apa. Tak lama sebuah senyuman simpul terukir dibibir tipis Elisa.

"Kalau Reynald serius kenapa gue enggak?"

Bobby terdiam sesaat menatap Elisa menganalisa emosi gadis itu. Entah kenapa Bobby merasa Elisa sedang memaksakan senyum. Meskipun senyum simpulnya itu terlihat sangat natural.

Bobby rasa Elisa sangat ahli membodohi orang dengan senyum fakenya.

"Emangnya lo gak ada perasaan sama sekali sama dia?" tanya Bobby lagi membuat senyum Elisa meluntur.

Gadis itu kini terdiam menatap Bobby, lidahnya terasa kelu untuk langsung mengatakan tidak.

"Li, masih ada waktu. Tolong pikirin baik-baik."

"Gue tau kalau lo dijodohin tanpa rasa suka sama Reynald. Tapi setidaknya Reynald masih nerima lo baik dan nganggep lo." Bobby memberi jeda pada ucapannya sedikit menundukkan pandangan dan tersenyum kecut. "Gak kayak gue."

Mendengar itu sontak Elisa menoleh kaget pada Bobby. "Ap-apa?!"

Gadis itu mendekatkan kepalanya, bicara dengan suara kecil. "Lo juga dijodohin? Udah nikah?"

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang