"Lis lo gak mau siap-siap nih? Dan kalau lo lupa ini hari senin, bentar lagi upacara bendera tau!" kata Pinkan sambil menepuk pundak Elisa. Ia heran karena Elisa teman sebangkunya itu banyak diam sejak ia datang
Elisa tersontak dari lamunannya "Eh iya!"
"Topi.... Topi... Topi gue mana ya?" teriak Elisa pada teman-temannya yang juga sedang ribut dengan kelengkapan seragam mereka
"Topi gue dimana njir?!" ujar Elisa rada panik sambil terus mengotak ngatik dalam tasnya
"Tadi lo taruh mana?" tanya Pinkan yang sudah lengkap dengan seragamnya
"Gue juga gak inget! Yun, topi gue mana njirr?" Elisa menepuk pundak Ayundha didepan bangkunya yang sedang sibuk membenarkan dasi
Ayundha berbalik kebelakang dan menatapnya "Ya mana gue tau, lo pikir gue cenayang"
"Serius! Gak lo umpetinkan?"
"Dih gak percaya, yaudah"
"Trus dimana dong?" Elisa bingung apalagi upacara bakalan dimulai
"Dari tadi lo itu ngelamun mulu, gak fokus! Ngelamunin apasih?!" sahut Pinkan disebelahnya geram sedangkan Conita bodoh amat dengan bangku belakangnya yang berisik
Elisa jadi teringat kembali dengan kejadian kemarin malam. Dimana ia dijodohkan dan ditolak dengan kasar oleh Reynald. Rasanya ia masih tak percaya dan hampir gila karena sketsa kejadian itu terus terngiang dikepalanya
Dijodohin sama siketos letoy???
"Gila! Gue gila, gila, gila, gila, gila, gula! Eh.. gila!" umpat Elisa sembari menepuk-nepuk kepalanya berusaha menghilangkan sketsa yang terus berputar dikepalanya
"Lo napa Lis?" Ayundha bingung dan kedua temannya yang lain menatap penasaran pada Elisa
Elisa yang sadar langsung merasa kikuk dilihat seperti itu sampai akhirnya ia tertawa canggung. Dan seketika kedua temannya menatap datar gadis itu
"Lo gila karna gak bawa topi?" tanya Pinkan
"Bukan temen gue" kata Ayundha dan Pinkan bersamaan kemudian mereka langsung pergi diikuti Conita dibelakangnya
"Lah terus gue gimana anjirr?" teriak Elisa dari bangkunya
"DL! Derita lo!" teriak Ayundha tak kalah keras kemudian benar-benar pergi
Elisa sudah memasang muka cemberut campur mewek "Huwaa kalian gak setia kewan!"
Akhirnya Elisa memilih keluar dari kelas karena kelasnya sudah mulai sepi. Ia berjalan lemas kearah lapangan. Sebenarnya ia masih belum siap mental bertemu dengan Reynald dan dihukum lagi. Dan yang lebih sialnya lagi Ayundha malah mendorongnya kebarisan depan. Tipe teman bangsat
"Siap-siap bu Nurma sama sikucing garongnya grawww...." ujar Ayundha cekikan dibelakangnya, seneng banget kalau liat temennya lagi susah
Elisa pasrah dan berusaha sabar untuk gak segera mencakar wajah Ayundha yang terlihat jauh lebih nyebelin dua kali lipat dari pada sebelumnya. Sampai akhirnya tiba-tiba ada sebuah topi mendarat tepat dikepalanya dan hampir menutupi matanya
"Eh siapa sih kurang kerjaan-
Ucapannya terpotong ketika melihat Felix lah pelakunya
"Felix?" lirih Elisa yang mematung melihat wajah Felix
"Gue tau lo bakal lupa bawa topi, jadi lo pakai aja punya gue" bisik Felix kemudian melenggang pergi begitu saja kearah barisan siswa yang tidak memakai atribut lengkap
Elisa yang terlihat bingung sesaat kemudian tersenyum merekah. Felix sibadboy tukang bolos, masuk sekolah dihari senin. Mau meminjamkan topi ke Elisa dan rela dihukum. Demi apa coba?
"Ciee dibaperin bang elik" goda Conita disampingnya
"Uhuyy ada yang baper" sahut pinkan ikut-ikuttan
"Aduh dedek baper abanggg" ujar Ayundha yang juga semakin gencar menggodanya
Elisa merasa malu ketika baru menyadari kalau ketiga temannya memperhatikan interaksinya dengan Felix tadi
"Harusnya lo ucapin makasih kegue karena gue lo bisa digombalin abang elik" ujar Ayundha dengan wajah terangkat sombong
"Apaansih"
Yang tidak mereka ketahui dari kejauhan ada seseorang yang menatap mereka datar tanpa ekspresi sedari tadi. Kemudian upacara benderapun dimulai
Selama upacara, Elisa dan kedua temannya tampak tidak tenang terkadang mereka bergurau tidak jelas. Sedangkan Conita tak peduli, entah sejak kapan ia mulai menatap kagum pada pemuda tampan yang berada dibarisan sebelah
"Ganteng anjir, keren juga! baru tau gue kalau ada dia!"-Conita
Mata Conita menyipit memperhatikan nama tag pemuda tersebut. Tidak susah untuk mengetahuinya karena pemuda itu tidak banyak bergerak. Dia sangat diam bahkan nyaris tidak bergerak sama sekali selama upacara. Senyum Conita merekah ketika sudah mengetahuinya identitasnya
Herannya meski Conita memperhatikan dia terus, tanpa henti. Pemuda itu sama sekali tidak merasa atau menoleh padanya sekali saja. Amazing untuk dia
Setelah upacara bendera yang berlangsung terasa lama itu. Semua murid bergegas kembali kekelasnya. Elisa yang berjalan lemas dibelakang sendiri tiba-tiba ditarik oleh seseorang dan disudutkan ketembok koridor yang sepi
"Eh lo mau apa?" pekik Elisa kaget dan yang membuatnya jauh lebih kaget lagi saat ia melihat Reynald lah pelakunya
"Gue cuma mau bilang, jangan sampai lo ngasih tau siapapun soal kejadian semalem. Atau... Gue gak akan segan-segan lagi!" ujar Reynald yang terdengar seperti ancaman. Raut wajah Elisa langsung berubah, dia ingin marah namun dia jadi teringat sesuatu
"Gimana.... keadaan ibu lo?"
"Gak usah sok peduli, gue gak butuh! Lo cuma harus tutup mulut" sarkas Reynald lalu pergi dengan tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana
"Ck, guekan cuma pengen tau soal ibunya doang. Sorry aja ya gue gak takut sama anceman lo tai! Lagipula siapa juga yang mau beberin, najis!"
ʕ•ﻌ•ʔ
Hai gaess saia comeback!!..
Maaf ya kalau ceritanya gaje saya masih pemula
Btw... semangat buat yang akan menghadapi UNJangan lupa vote and comment~
![](https://img.wattpad.com/cover/173575755-288-k875119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
RomanceTerpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila! Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja. "Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...