41

102K 4.4K 295
                                    














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"E-eh! Bentar bu! Sebentar!" ucap Elisa menghentikan guru penjaga uks yang akan mengobati kakinya.

"Tarik napas, buang. Tarik napas, buang." kata Elisa dan tubuhnya mengikuti ucapannya.

"Lis lo udah tiga kali kayak gitu. Lo itu mau diobatin kakinya bukan mau ngelahirin." Reynald menatap kesal Elisa yang terus saja begitu.

Bu Desi sebagai guru yang menjaga uks, menatap datar Elisa. Sebenarnya dia kesel juga sih. Cuma udah gak punya tenaga buat ngamuk-ngamuk sama tuh anak.

Elisa tertawa canggung, dia juga refleks kali. Gak ada niatan lain. "Okeh-okeh bu lanjut hehe."

Tangan bu Desi yang megang kapas berobat kuning dijepit sama pinset itu mulai deket kearah luka kaki Elisa.

"Andwae!" teriak Elisa tiba-tiba mengejutkan Reynald dan bu Desi. Membuat bu Desi kembali urung melakukan tugasnya.

"E.. Hehehe lanjut uyy lanjut." ujar Elisa merasa aneh ditatap datar oleh mereka.

Dan saat bu Desi akan lanjut lagi Elisa kembali ingin berteriak. "Aa-- "

"Anak ayam turun berkotek, mati satu tinggal dikorek." teriakan Elisa berubah menjadi nyanyian karna mereka kembali melihat Elisa dengan kesal. "Hehehe."

"Rewel banget sih kalah Zailen!" -Reynald

"Elisa kalau kamu gini terus kapan selesainya. Udah setengah jam loh kita disini. Ibu juga mau pulang!" kesel bu Desi sama tuh murid kesayangannya.g.

"Gitu lagi ibu teken nih lukamu!" kata bu Desi membuat Elisa segera menutup mulutnya dan menggeleng.

Mata Elisa memejam ketika pinset bu Desi mulai mendekat. Kok... Rasanya adem yachh...

"Udah gitu doang kamu ngabisin banyak waktu ibu. Ibu gak kasih kamu obat merah, soalnya ibu gak jamin kamu gak bakal teriak disini." kata bu Desi seolah tau yang dipikirkan Elisa.

"Heran ibu tuh udah berapa kali kamu selama beberapa bulan ini keluar masuk UKS?" Bu Desi merapikan alat-alatnya kembali.

"Enggak tau lupa hehe."

"Kamu beruntung ada Reynald yang nolongin kamu dan ibu juga masih belum pulang."

"Iya bu makasih juga Reynald." kata Elisa pelan diakhir.

"Kalau begitu saya permisi mau bantu Elisa pulang kerumahnya bu." Reynald berdiri, bu Desi menoleh kaget. "Ohh... Kamu sampai harus nganterin juga?"

"Iya bu."

Bu Desi menyunggingkan senyum. "Kamu benar-benar anak baik nak, istrimu nanti pasti beruntung mendapatkanmu."

"Apanya gue bukannya beruntung malah buntung nih." sahut Elisa kecil namun dapat didengar oleh mereka. Bu Desi menoleh tajam. "Ibu gak lagi ngomongin kamu, tapi ibu bilang istrinya Reynald."

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang