Alunan lagu indah mengalun lembut mengisi seluruh ruangan restoran. Banyak orang yang menikmati semua pelayanan disana.
Tetapi Reynald tidak peduli dengan semua itu. Pemuda itu duduk tenang pada bangku dengan tatapan yang tak lepas dari gadis yang duduk dihadapannya.
"Kalau gue tau makanannya kek gini, kenapa gak langsung gue terima aja ya dari tadi." ujar Elisa bermonolog dengan pandangan yang tidak lepas dari makanan. Yapps, gadis itu Elisa gaess. (。・ω・。)
Pandangan berbinar dan senang dari Elisa pada jejeran makanan enak didepannya itu. Entah sejak kapan menjadi salah satu ekspresi kesukaan Reynald. Tanpa sadar ia terkekeh dalam hati.
Malam ini mereka tengah makan berdua disebuah restoran elegan milik teman papah Jun. Jangan ditanya kenapa bisa? Hal begitu tentu saja ada biang keladinya. Siapa lagi kalau bukan Johan.
Yups, kakak Elisa itu menjadi pelopor adanya makan malam ini atau bisa disebut ...Dinner?
Katanya sih buat Elisa yang udah berjuang ikut kompetisi. Karena itu papah Jun langsung setuju dan membayar semua tagihannya. Jadi mereka berdua tinggal datang dan makan saja.
Awalnya Elisa menolak dengan keras sampai ia kalah ucapan dengan Johan dan terpaksa ikut. Tidak dengan Reynald yang menerima semuanya dengan pasrah. Hingga tadi Elisa kesal sendiri padanya.
Hp Reynald disebelah piring kosong bergetar dan menyala. Menampilkan sebuah pesan baru saja terkirim. Pemuda itu sontak mengalihkan pandangannya dan terkesiap ketika melihat isi pesan.
AzrilL
|Enk y yg lg dnnr
|Rda ksn tpi krn nglhtn cwkny ml
|Eh scwk mlh sk ntp mknn
|Cie klh sm mknnReynald mendengus membacanya. Dia masih belum bisa memaklumi tulisan pesan sahabatnya yang bisa membuat pembacanya sakit mata.
Bahkan terkadang ia sering berpikir untuk membetulkan keyboard hp Azril yang mungkin sedang rusak. Atau haruskah Reynald memintanya membeli hp baru?
Tapi masalahnya bukan itu, masalahnya bagaimana Azril bisa tau ia tengah makan berdua dengan Elisa disini. Pandangan Reynald lantas menyebar kesekeliling namun masih tak menemukannya.
"Kenapa Rey?" Elisa terbingung pada Reynald yang tampak seperti mencari sesuatu. Gadis itu menatapnya dengan mata kucingnya yang lebar.
Pemuda tampan berdarah A itu kembali menatap Elisa. "Gapapa."
Elisa menganggukan kepalanya namun tak lama pandangannya jatuh pada Reynald. Ketika pemuda itu melepas jaket yang digunakannya.
Gadis itu mematung tak bergeming melihatnya. Ia jadi sesak napas seketika rasanya. (/ω\)
Kening Reynald mengerut melihatnya. "Lo kenapa Lis?"
Elisa loading sampai akhirnya sadar ia sontak menggeleng kuat. "Gapapa!"
Tangannya langsung saja menyambar asal makanan dan memakannya kikuk. Tertangkap basah ngelihat orang gaess malu atuh malu!
Reynald tampak berpikir sesaat sembari melihat Elisa. Tak lama sebuah senyum tipis terlukis dibibirnya. Lalu iapun ikut memakan salah satu makanan dimeja.
"Gimana soal cheer lo tadi?" tanya Reynald ketika sudah habis mengunyah. Mengikis perlahan kecanggungan diantara mereka.
"Baik, tapi jurinya masih belum ngasih keputusan pemenang. Pengecut kek doi."
Elisa mengerucutkan bibirnya dengan tangan yang sibuk menyendok makanan membuat Reynald terkekeh dalam hati.
Namun ketika sendok ditangan Elisa sudah terangkat, gadis itu menurunkannya kembali. Elisa tiba-tiba teringat sesuatu, iapun langsung menatap penuh tanda tanya pada Reynald.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband
RomanceTerpaksa dijodohin sama siKetos letoy, Elisa rasanya hampir gila! Elisa si troublemaker disekolahnya. Suatu hari dijodohkan dengan Reynald ketos ramah namun judes hanya pada Elisa saja. "Senyumnya gak usah lebar-lebar kali entar robek tuh mulut baru...