46

97.3K 4.2K 298
                                    

"Princess heran deh kak, apa salah princess tuh sampai gak pernah absen diketusin mulu."

Elisa mengerucutkan bibirnya dan terdengar suara tawa halus dari orang diseberang panggilan video yang dilakukan Elisa.

Gadis itu kini tengah bervideo call dengan seseorang tepat dibawah bangku Anis. Agar tidak ada orang yang tau dan mengganggunya.

"Mungkin dia itu suka sama kamu."

Omo! Elisa terkejoed mendengarnya sampai-sampai ia tersedak ludah sendiri. "Hemeh! Gak mungkin kak! Mustahil! Orang sinis kek dia bisa gitu, impossible!"

"Lho? Didunia ini gak ada yang mustahil Eli, ketika tuhan sudah berkehendak. Coba kamu ingat-ingat lagi dia seperti apa belakang ini."

Elisa terdiam, pikirannya berpetualang kemana-mana. Tak lama semburat merah terlihat muncul dikedua pipinya. Melihat itu orang dibalik video call tersenyum.

"Kamu juga suka sama dia ya Eli?"

Ucapan itu tentunya membuat Elisa mendelik tak terima. "E-enggak!"

Kak Tiara menganggukkan kepalanya dan tersenyum penuh arti seolah mengatakan. "Gak usah boong, hayuu jujur!"

Pipi Elisa memerah, menahan rasa malu. Wajah gadis itu berubah ketika dia teringat sesuatu. "Oh iya kak, aku ada undangan untuk kakak."

"Wahh... Undangan apa? Undangan nikah dua kali?"

Whut?! Elisa kembali dibuat tergelak oleh ucapan kak Tiara. Pipinya memerah lagi, entah sudah keberapa kali. "Kakak ih jan ngomong gitu, entar kalo ada yang denger gimana?"

Elisa memang sering kali menceritakan banyak hal pada mantan kekasih kakaknya itu. Karna gadis itu sangat percaya padanya dan begitu menyayanginya.

Ya meskipun, hubungan wanita yang lebih dewasa darinya itu buruk dengan kakak kandungnya. Tetap saja Elisa tak ingin keberadaan kak Tiara menghilang begitu saja. Elisa sudah menganggapnya sebagai kakak sendiri sebaliknya kak Tiara juga begitu.

Oleh karna itu, dua orang beda darah itu tetap saling berkomunikasi.

Kak Tiara yang tertawa, berhenti. "Baiklah-baiklah. Undangan apa memangnya?"

"Undangan kehadiran ngelihat aku ikut lomba cheer disekolah tetangga."

"Oh ya? Wahh... Waktunya lomba makin mepet ya?" tanya wanita itu membuat Elisa mengangguk lemah.

"Kalau nanti tim kamu menang kakak beliin kamu album oppa kesukaanmu, jadi.... Fighting Eli!"

"Aaaa...! Unnie! Makin sayang deh!" kata Elisa membuat Tiara tertawa.

Kak Tiara memang orang yang paling mengerti Elisa. Kak Tiara tau hal sekecil itupun, karna dulu saat ia masih aktif berkunjung kerumah Elisa. Ia sering kali diperlihatkan mv terbaru oppa kesukaan Elisa.

Bahkan ada saat ketika Elisa memaksa agar kak Tiara ikut serta dalam grup penggemar.

"Elisa hayukk ngantin, anak osis tadi udah pergi. Jan jadi tikus lo dibawah bangku!" teriak Ayundha menggelegar diluar sana membuat Elisa mengerucutkan bibirnya.

Salah satu alasan Elisa untuk ngumpet kekolong bangku juga karna tadi ada anak anggota osis masuk. Dia males aja dengerin khutbah dari mereka.

Gadis itu kembali menoleh pada layar hp tepatnya pada Tiara. "Kak sudah dulu ya, nanti kita lanjut."

Tiara mengangguk, dan panggilan video terputus. Elisa keluar dari tempat persembunyian.

"Gini nih contoh temen yang gak mau bagi-bagi kalo ada sesuatu!" ketus Ayundha menatapnya kesal dengan tangan yang dilipat didepan dada. "Ngomong sama siapa lu tadi?!"

My Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang