Chapter 48 : Di Depan Gerbang Mansion

417 88 0
                                    

"Ada baiknya menjadi bijak sebelum bertindak, setinggi apapun status kalian masih ada langit di atas langit. Terlebih setelah memasuki wilayah orang lain, apa kalian tidak berpikir cepat atau lambat perbuatan tercela kalian boleh menemui ganjarannya?" Chanyeol berkata demikian bijaknya sambil mengedikkan badan.

Cara Chanyeol memandang kembar So yang dibuat berlutut serta tangan diikat kebelakang penuh cemooh. Mengulang pergulatan singkat mereka sebelumnya bagai memukul keturunan keluarga kaya yang ceroboh, hanya mengandalkan status hasil suap. Nyatanya Palsu tetap palsu, perduli omong kosong mengkonsumsi elixir buatan peramu kulminasi menerobos tahap master, aslinya kekuatan mereka besar di permukaan sahaja. Bahkan ilmu pedang dua belas penjuru, hanya lima pedang gaib yang bisa dikendalikan.

Sungguh mengakibatkan iritasi mata menyaksikannya.

So Joo membalas tatapan Chanyeol, rahangnya mengeras menahan amarah. Kalau saja alat sihir yang mengikat tanganya bisa ia lepaskan, ia bersumpah akan mengerogoti wajah sombong itu, menarik bola mata bulat yang mengejeknya, merobek mulut lancang yang mengeluarkan seringai menghina.

"Tuan Pendekar, ampuni kami bersaudara yang lancang menyakiti kerabat Anda. Kami ... kami memang keterlaluan hingga lupa mendahulukan norma sebelum bertindak," ujar So Yoo merendahkan diri, sikapnya lebih lunak dari pada saudarinya.

"Yah, benar, tapi niat terdalam saudarimu berbanding terbalik ucapanmu," kata Chanyeol.

So Yoo menyenggol So Joo menggunakan sikutnya. So Joo mendengus tak suka.

"Abaikan dia Tuan Pendekar."

So Yoo menyesalkan tabiat saudari kembarnya yang keras itu, padahal kondisi mereka benar-benar diujung tanduk, hidup dan mati tergantung belas kasihan pihak musuh. Lebih lagi tak ada tempat bagi mereka untuk tetap mempertahankan kesombongan, sesudah dipukul pendekar tahap grand warrior tanpa bisa memberi perlawanan balik.

"Tahukah kau siapa pemuda yang telah kalian serang tempo hari ini?" Chanyeol meraih bahu Sehun, menariknya sedikit lebih kedepan.

So Yoo menggeleng. "Kami bersalah, nafsu membutakan kewarasan kami. Harap Tuan Pendekar memberi penerangan."

"Dia Oh Sehun, anak kepala keluarga Oh, pemilik rumah lelang terbesar se-kota Tanah Terbuka," kata Chanyeol.

So kembar membola tersenak. Melihat Sehun di sebelah kiri Chanyeol, dia bagian keluarga Oh? Celaka, Kakak seperguruan mereka ke Tanah Terbuka bermaksud membuka hubungan perdagangan bersama keluarga Oh.

Ekspresi wanita kembar yang berumur akhir 30-an itu memberitahu ketiganya bahwa tebakan awal memang benar.

"T-tuan muda Oh, maafkan kami, kami benar-benar bodoh."

So Yoo membungkuk meski kesusahan, So Joo yang keras hati ikut membungkuk. Keadaan terlalu parah, lebih dari rasa malu dikalahkan pendekar muda. Begitu kakak seperguruannya tahu mereka berdua hampir membunuh anak keluarga yang hendak ia ajak berbisnis, sulit dipikirkan bentuk hukuman apa yang akan menanti.

"Ha? Tidak ada permintaan maaf, perbuatan kalian harus menerima ganjarannya di bawah hukuman keluargaku," kata Sehun.

So Joo dan So Yoo meratapi nasib, seandainya nafsu tak mendahului akal sehat tindakan kemarin tak perlu terjadi.

.

.

.

Dan situasi yang diderita So bersudari selanjutnya cukup memalukan, mengikuti tiga pembudidaya muda berumur belasan dengan tangan diikat lalu ditarik-tarik. Hari-hari menyiksa harga diri berlaku sampai mereka tiba di ujung Hutan Daun Lebar.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang