Ketika berbicara mengenai keterampilan yang populer menghasilkan pundi-pundi harta, apa yang terlintas di benak pembudidaya adalah pengrajin dan peramu. Telah menjadi fakta umum bahwa kedua keterampilan itu menempati daftar teratas popularitas.
Peramu menghasilkan elixir yang krusial bagi setiap pembudidaya, baik muda dan tua atau baru dan lama. Elixir berupa pil pun ramuan semacam kebutuhan pokok yang tidak boleh ditinggalkan, sebab di dunia budidaya kecelakaan entah karena pertarungan atau kesalahan berlatih sering terjadi. Di tambah beberapa pil yang di konsumsi harian menambah peremajaan sel, yang mampu menunjang penampilan pria dan wanita. Sehingga menempatkan ramuan memiliki nilai jual paling laris.
Pengrajin pula populer karena alat-alat sihirnya yang baik digunakan selama pertarungan, atau perlindungan diri. Memiliki alat sihir sebanding memakai pakaian terbaik. Semakin kuat dan indah alat sihir bergantung di badan, semakin percaya diri seorang pembudidaya. Tak kalah laris dengan elixir, alat sihir berbondong-bondong didapatkan tak perduli seberapa banyak yang telah dimiliki.
Dari seratus persen penghasilan barang niaga keahlian spiritual, peramu dan pengrajin sama-sama mengambil konsumsi publik 70 persen lebih banyak. 30 persen sisanya harus cukup puas diterima ahli jimat. Sementara formasi tak banyak ikut dalam persaingan jual beli, mengingat keterampilan mereka lebih sering bergerak pada bidang jasa.
Meski demikian, tingginya penghasilan peramu dan pengrajin sejalan dengan tingginya pengeluaran pra-pembuatan. Sudah menjadi rahasia umum, bahan-bahan ramuan yaitu tanaman spiritual adalah bahan langka yang kadang harganya di pasaran melambung tinggi, sesuai jenis, masa tumbuh, dan waktu edaran. Pun pengrajin mengalami hal yang sama, bahan-bahan yang dibutuhkan demi membuat alat sihir menyesuaikan seberapa tinggi dan jenis alat sihir apa yang diinginkan. Tak kurang bahan keperluan sebenarnya di dapatkan setelah pertarungan hidup dan mati, yang secara otomatis melipatgandakan harga jualnya.
Begitu Baekhyun mengeluarkan inisiatif membantu keperluan pemasukan batu aura dengan menjual pil buatannya, Chanyeol memutuskan ide tambahan adalah tidak menjual elixir-elixir itu ke pasaran. Karena, walaupun nilai jual yang mereka dapat bisa tinggi, namun sedikit kemungkinan pembeli akan tertarik. Melihat cara kerja penjualan semacam itu mengandalkan koneksi dan kepercayaan orang luar.
Baekhyun ialah peramu baru, meski Chanyeol mengakui elixir buatan kekasihnya itu, orang lain masih asing terhadapnya. Terlebih, pasar spiritual Kota Tanah Terbuka pembelinya tidak banyak yang mau menghabiskan batu aura. Kalaupun ada, masih membutuhkan kesabaran menunggu berminggu-minggu.
"Kau yakin, mau menjual pil-pil ini dipelelangan? Bukankah, pelelangan hanya dibuka dua kali dalam setahun?" kata Baekhyun sedikit tak yakin.
Simpul tersenyum, Chanyeol menjawab, "Kau lupa ini sudah setahun setelah pelelangan terakhir?"
"Ah, Benar." Baekhyun mengangguk, teringat memang setahun lebih telah berlalu dari lelang pertama yang ia ikuti. Dalam arti lain, Baekhyun sebenarnya sudah satu tahun lebih tua sekarang. Umurnya telah menginjak delapan belas, dilalui tanpa perayaan berarti semasa berada di Tanah Rahasia.
"Keluarga Oh juga baru-baru ini menerima tamu dari luar. Barang lelang mereka pasti tak lama lagi penuh, kalau kita datang dan menambahkan barang baru mereka bisa membuka pelelangan lebih cepat," tutur Chanyeol.
Min Seok yang diikut sertakan dalam diskusi memeriksa botol-botol elixir yang Baekhyun jejer di atas meja.
"Tuan, saya mungkin bukan peramu, tapi elixir-elixir ini, sebenarnya dilihat menggunakan mata telanjang saja khasiatnya luar biasa," kata Min Seok.
Tersisa tujuh botol kecil elixir, dan lima biji pil dalam botol besar.
"Aku pernah mencobanya sewaktu menyembuhkan Sehun, harusnya elixir buatanku memang terbaik," balas Baekhyun. "Cuman, cukupkah itu agar diterima masuk pelelangan? Ramuan dan pil-pil ini hanya dasar saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...