Masih mengenai spirit terblokir itulah Chanyeol tak mampu mengeluarkan energi besar dalam menggunakan keahliannya. Masa di mana Chanyeol terpaksa mengeluarkan kekuatan selama pertarungan, atau membuat alat sihir pun menyusun formasi, energi yang ia kumpulkan dalam waktu lama sebagai cadangan akan terkuras habis. Akibatnya, kerusakan ringan dan menengah biasa terjadi pada spirit dan fisik, untuk batas waktu yang lama pula Chanyeol tak bisa mempraktekkan keterampilannya tersebut.
Selain dari pada itu, tingkat bela diri Chanyeol terus tertahan pada tahap warrior level dua. Terjadi juga pada tingkat formasi dan pengrajinnya yang terus berada pada tahap punca. Tak perduli seberapa banyak latihan beserta pelajaran ia tekuni, selama spirit tertutup menerima energi elemen tahap bela dirinya berjalan ditempat.
"Kapan keberangkatan kita ke Hutan Daun Lebar? Kemarin, Benben mengabariku bahwa dia akan menunggu di area terluar hutan," Bertanya Baekhyun pada Chanyeol yang sedang mengeluarkan semua barang dalam cincin penyimpanannya.
"Secepatnya, jika persiapan kita cukup."
Chanyeol mengumpulkan lima kotak besar berisi batu aura, dan tiga kotak berisi emas, perak, serta perunggu. Menggerakan jari menghitung-hitung sesuatu dalam diam.
Baekhyun tak membuat suara melihat keseriusan Chanyeol yang berlangsung beberapa menit itu.
"Ambil ini." Empat buku tebal bersampul kulit kayu Chanyeol letakkan di atas pangkuan Baekhyun. "Dua buku itu berisi pengetahuan tentang hewan magis, dan duanya lagi tentang ramuan. Selama mempersiapkan perjalanan kita, kau juga harus mulai belajar, meski kau memiliki mata roh. Ada baiknya kau mengetahui sebelum melihat."
Baekhyun tidak menanggapi, membuka buku teratas dan teliti membaca halaman pertama. Chanyeol pula kembali tenggelam menyusun daftar perlengkapan yang perlu dibawa.
Sepasang pemuda itu tenggelam pada pekerjaan masing-masing, meninggalkan kesunyian mengisi kamar hanya helaan napas dan gerakan memindahkan barang yang sesekali terdengar.
Sampai pintu kamar diketuk dari luar, Chanyeol mempersilahkan pengetuk masuk.
"Tuan, sudah dipastikan, pelelangan keluarga Oh, akan dimulai minggu ini. Dan salah satu barang utamanya adalah biji besi putih," ucap Min Seok menyampaikan berita yang ia dapat.
Chanyeol mengangguk-angguk, "Akhirnya, setelah dua tahun ditunda, biji besi putih itu keluar juga."
Baekhyun yang tak mengerti bertanya, "Memangnya ada apa dengan biji besi?"
"Ini biji besi putih yang banyak diperbutkan pembudidaya, karena munculnya dari perut Gunung Berapi Kembar, kekuatan besi putih ini tidak diragukan lagi. Benda apapun yang dibuat darinya, selalu menghasilkan produk terbaik, dan terhindar dari kerusakan fatal meski terbentur kekuatan besar. Sebanding dengan kegunaanya, biji besi putih memiliki harga yang tinggi, melihat keberadaanya sangat menyulitkan untuk didapatkan," jawab Chanyeol.
Berbalik pada Min Seok, berkata ia, "Pesan satu ruangan, aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini."
"Baik Tuan."
Min Seok bergegas keluar kamar menyisahkan Baekhyun yang menatap Chanyeol dalam.
"Baekhyun-ah, ada yang menganggu hatimu?"
"Aku pikir pelelangan adalah tempat terbaik untuk menguras harta, kau juga bilang harganya tidak boleh rendah. Kenapa kau masih menginginkannya?"
"Kenapa aku masih menginginkannya ...." mengambil jeda panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jika aku bisa mendapatkan inti api, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membuatkan alat sihir untukmu. Untuk memastikan barang yang kau dapatkan nanti bermutu tinggi, aku tidak perduli pada harta yang terbuang. Kita masih bisa mencarinya nanti."
Hati kecil Baekhyun terketuk mendapati alasan Chanyeol berkaitan dengannya. Niat hati ingin mengomeli Chanyeol yang berniat menghambur-hamburkan uang, ia malah dibuat salah tingkah dengan jawaban seperti itu. Harus menanggapi seperti apa Baekhyun kebingungan, tentu senang menghinggapi hatinya. Dihargai atas dasar perasaan sebagai pasangan berbeda dari perasaan yang diberikan neneknya.
Chanyeol memberinya kesan diperdulikan bak sepasang kekasih, keinginan yang selama ini ia dambakan. Namun mengharapkan sikap itu datang dari seorang lelaki di dunianya, jelas saja perkara rumit. Teruntuk setelah melihat bagaimana tanggapan mayoritas orang terhadap individu sepertinya.
.
.
.
Rumah lelang keluarga Oh merupakan tempat lelang berkelas satu-satunya Kota Tanah Terbuka.
Dua kali dalam setahun, pelelangan terbuka akan diadakan apabila jumlah barang yang siap dikeluarkan mencukupi target kuota. Tahun ini, lelang pertama diadakan sejak dua tahun tertunda. Yang pastinya menarik perhatian banyak orang-orang berkelas dan pembudidaya tingkat tinggi.
Tokoh-tokoh terkemuka ini jelas saja tertarik dengan barang-barang utama yang dikeluarkan pelelangan. Biji besi putih, salah satu dari yang paling banyak diincar.
Rumah Lelang Oh terdiri dari dua lantai. Lantai dasar tempat aula pertunjukan berada, kursi tamu disusun rapi di bawah membentuk empat petak kelompok menghadap panggung. Sedangkan di lantai dua, berhadapan dengan mimbar pertunjukan deretan ruang pribadi VIP dengan tirai merah menutup menjaga privasi sang pemilik.
Menempati kamar privasi di lantai dua ini jelas membanderol dua kali lipat harga masuk lantai bawah. Dengan kelebihan : pemilik kamar di lantai dua mendapat kuota tambahan sebanyak seribu keping emas, dan dua ribu batu aura dalam memulai perebutan barang.
Chanyeol yang serius menyambut pelelangan ini harga tentu memesan ruangan di lantai dua. Selain karena kelebihan yang di dapat, umumnya, berupa kebiasaan tak tertulis pemilik kamar di lantai dua selalu menjadi tempat barang utama pelelangan di tawarkan. Sudah pasti ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan menjadi yang pertama, mengingat biji besi putih yang menjadi incarannya juga diminati banyak pembudidaya.
Memborong Baekhyun dan pelayannya, Min Seok. Menikmati teh hangat dan cemilan ringan selama menunggu pelelangan dimulai.
"Ternyata banyak juga yang mengikuti pelelangan ini," Baekhyun yang mulutnya penuh dengan kue berkata. Ia tidak mempermasalahkan rasa kue tersebut tak semanis bentuknya, selama Min Seok memberitahukan bahan-bahan pembuatan kue dan menemukan semuanya aman, bukan masalah untuk ia makan.
"Semestinya. Di Kota Tanah Terbuka ini terdapat lima distrik dengan populasi yang padat. Pelelangan keluarga Oh yang terbaik dan satu-satunya. Tokoh-tokoh penting setiap distrik sudah bisa dipastikan ikut berpatisipasi,"
Pipi Baekhyun menggembung seperti tupai memandang Chanyeol dengan cara yang lucu. "Bagaimana ... jika biji besi putih jatuh ke tangan orang lain?" kesulitan menyusun kata ia tetap bertanya.
Chanyeol mengambil segelas teh hijau, "Minum dulu dan berbicara." Membantu Baekhyun minum dan memberi jawaban. "Kita lihat siapa yang bisa merebutnya dariku."
Tekat Chanyeol sudah bulat mendapatkan biji besi putih. Andaikan semua hartanya benar-benar habis selama pertarungan saling menekan harta, Chanyeol puas selama incarannya jatuh ke tangan.
"Tuan, saya sekilas melihat tadi, kamar di sebelah kanan kita, milik Gyuk Woo Tae, dan adik perempuan bungsunya," kata Min Seok.
Mengerutkan kening tak senang lalu berkata, "Rupanya ada barang yang menarik perhatian kedua saudara Gyuk itu."
Brosur berisi benda-benda pelelangan Min Seok berikan, "Saya kira mereka mengincar selendang sutra ini Tuan, kegunaan selendang tersebut kurang lebih mirip dengan tusuk konde emas yang Anda simpan."
Sudut bibir Chanyeol tertarik, "Hanya selendang murahan, mana bisa dibandingkan tusuk konde milik Ibuku."
Min Seok menambahkan. "Biji besi putih juga incaran mereka, dari kabar yang saya dapat, Woo Tae ingin membuat senjata yang lebih hebat dari martilnya."
Mendengus Chanyeol, "Sayangnya dia harus bersaing denganku."
----------o0o----------
Typo dan kesalahan lainnya silahkan dikoreksi.Chanbaek is real
23 Oktober 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...