Tepat 150 hari berlalu, Chanyeol dan Baekhyun berlindung di dalam gue sarang Benben. Hari ini keduanya memutuskan untuk keluar melanjutkan rencana terakhir, membangkitkan phoenix di Benua Timur.
Sebelum itu Chanyeol lebih dulu melepas bendera formasi yang melindungi mereka, sekaligus menunggu Baekhyun yang sedang membersihkan diri dibawah guyuran air terjun. Chanyeol tak lupa mengumpulkan kristal seribu mata sebanyak yang bisa ditampung cincin penyimpanan, niatnya memakai sebagian kristal membuat alat sihir, sebagian lagi hendak ia jual mengingat stok batu auranya kosong melompong.
Kemiskinan yang tidak boleh dibiarkan berlama-lama mengingat ia adalah calon kepala keluarga, ada Baekhyun yang perlu ia nafkahi lahir dan batin.
Selang beberapa waktu Baekhyun kembali, sosok manis itu segar berseri setelah berminggu-minggu tak mandi.
"Nikmatnya, badanku jauh lebah fit," kata Baekhyun. "Chanyeol, ayo, kita keluar."
Chanyeol memasukkan kristal terakhir dan duduk di meja batu. "Kemari sebentar, ada yang perlu aku berikan," ujarnya.
Baekhyun menyusul duduk. "Apa itu?"
Lebih dulu Chanyeol mengeluarkan sebuah rantai wajah sepanjang lima jengkal tangan. Rantai wajah tersebut berwarna putih perak, terdiri dari susunan rantai bulat lonjong yang saling terkait, setiap tiga kaitan dipisahkan kristal bulat, dan di ujung rantai wajah tergantung kumpulan benang bulu sutra putih.
"Aku memikirkannya siang malam, hiasan wajah ini pasti cocok untukmu," kata Chanyeol.
Baekhyun mengambil rantai wajah tersebut, seksama meraba permukaan rantai, meski ukuran rantainya yang mungil Baekhyun tetap bisa melihat simbol sepasang sayap kristal terukir, seperti yang terdapat pada lilin hitam di kawanan badak bercula perak.
"Ada gambar sayap disini, apa artinya itu?" tanya Baekhyun.
"Lambang identitasku, Setiap pembudidaya memiliki simbol khasnya sendiri dalam membuat kerajinan, gunanya untuk membedakan mana alat sihir buatanku, mana buatan orang lain. Selain itu, di dalamnya aku masukkan energi spiritku sebagai tambahan kekuatan," jelas Chanyeol. "Apa kau menyukainya?"
Sigap Baekhyun mengangguk, sambil tersenyum ia berkata, "Rantai wajahnya cantik, tolong kenakan."
"Kemari."
Rantai wajah Chanyeol letakkan sejajar tulang pipi, dua senti di bawah mata melintasi batang hidung bangir Baekhyun. Rantai wajah diselipkan ke sela telinga Baekhyun, dan terdapat klip kecil yang dijepitkan ke rambut di belakang telinga. Ujung kanan rantai lebih panjang menjulur ke dada, dengan gantungan benang bulu putih menambah kemolekan aksesoris.
Bangga akan benda ciptaanya dipakai sang kekasih, Chanyeol memberi kecupan singkat di pipi berisi Baekhyun.
Baekhyun tersenyum simpul sebagai tanggapan, mulai terbiasa dengan sikap Chanyeol yang tiba-tiba menciumnya.
"Apa menganggu?"
"Tidak, bahkan jauh lebih ringan saat dipakai."
"Biji besi putih memang terkenal lebih ringan dari pada jenis besi lainnya." Chanyeol menyingkirkan sehelai anak rambut yang menutupi dahi Baekhyun. "Masih ada lagi yang perlu kutunjukkan."
Tungku besi hitam dan sebuah kuali berderet di depan Baekhyun.
"Aku tidak mengira kau membuat banyak barang," celetuk Baekhyun.
"Seandainya aku tidak kekurangan biji besi, masih banyak lagi yang belum aku selesaikan," kata Chanyeol. "Dua ini untuk kau pakai meramu pil nanti, kekurangan lainnya baru aku lengkapi ketika mendapat biji besi baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
Fiksi PenggemarApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...