Usai menyelesaikan permasalahan di habitat badak bercula perak, Chanyeol dan Baekhyun kembali ke pohon beringin tempat mereka bermalam sebelumnya.
Dengan inti api miskin yang berada di genggaman, seksama Baekhyun pandangi. Tatapan mata Baekhyun percampuran terpukau dengan bentuknya yang indah dan tak mengerti mengapa mereka harus mengambil inti api itu.
"Benben, tidakkah akan jadi masalah kalau kita menyimpan inti api miskin? Maksudku, kekuatan Chanyeol tidak seberapa, kalau inti api sampai menyerapnya lagi, itu bisa merugikan Chanyeol," kata Baekhyun.
"Tidak mungkin itu bisa merugikanku, percayalah, aku cukup pintar untuk pasrah dijadikan wadah energi inti api miskin," sela Chanyeol.
Caranya berkata memang seperti biasa berisi kesombongan. Walaupun begitu sepaham dengan lubuk hatinya, Chanyeol tidak menganggap rugi memiliki inti api miskin. Keenganan orang-orang perihal sifat inti api bak parasit yang menggerogoti tubuh tidak ikut ia iyakan. Entah datang dari mana kepercayaan diri tersebut, Chanyeol tak tahu. Namun, sepanjang mendapati bennu si burung api tidak menunjukkan perlawanan yang sama, Chanyeol boleh bertaruh pilihannya tepat.
"Mmm, benarkah begitu?"
"Mana mungkin aku membohongimu," angguk Chanyeol.
"Ya sudah, simpan inti api ini ke cincin penyimpanan."
Chanyeol menolak. "Di dalam cincin penyimpanan banyak batu aura dan alat sihir, bisa-bisa harta-harta itu terserap habis energinya."
Benben menimpali, "Berikan padaku, biar aku simpan inti apinya sementara."
Inti api berpindah ke cakar Benben dan hilang sekejap mata.
"Sekarang kita hanya harus mengunjungi kawanan banteng perunggu," ucap Baekhyun.
Chanyeol menambahkan. "Karena kawanan itu menyimpan sebagian inti api miskin, pokok permasalahannya sudah terpecahkan dengan sendirinya."
Tak menyia-nyiakan lebih banyak waktu, langkah kaki sepasang kekasih itu berirama menempuh jarak panjang menuju padang rumput habitat banteng perunggu. Lamanya perjalanan siang dan malam tidak melelahkan kala dilalui dengan berbagi kasih. Baekhyun antusias meminta pencerahan, Chanyeol tulus memberikan penjelasan.
Keduanya melalui hutan tanpa beban yang berarti. Di mana untuk seukuran pembudidaya pemula, Chanyeol dan Baekhyun termaksud berani melintasi Hutan Daun Lebar tanpa pendamping ahli.
Seperti legendanya, Hutan Daun Lebar wilayah yang keras bagi kekuatan lemah pula manusia fana. Sangsi dimasuki sembarang individu apabila tak memiliki persiapan matang. Sudah rahasia umum ganasnya hewan magis yang menghuni hutan, semata-mata melindungi tempat tinggal tetapi berujung mencelakai manusia itu sendiri.
Chanyeol dan Baekhyun memang kasus baru, tertawa dan saling melemparkan canda.
Macan tutul belang yang mengawasi dari dahan pohon, hanya mengaum bak kucing manis. Kobra berkepala daun menegur Baekhyun, agar tak sembarang menginjak tumpukan rumput sebab takut mengenai sarang telurnya. Elang emas menjatuhkan dua buah apel hutan sebagai ucapan selamat datang, dan rusa berbulu putih memberikan jilatan lembut di tangan Baekhyun.
"Hutan ini menyenangkan, tidak terlihat mengerikan seperti yang diceritakan," ucap Baekhyun yang sedang dikelilingi puluhan kupu-kupu.
Mengikuti dari Belakang Chanyeol mendapat efek sama, beberapa kupu-kupu cantik berani mendarat di kepala dan telinga lebarnya.
"Kau benar, memang menyenangkan," Chanyeol turut membenarkan, terkhusus untuk Baekhyun hutan ini memang taman bermain.
Hewan-hewan magis itu mana mungkin sembarangan menunjukkan agresi ketika si mata pendar sendiri yang turun kelapangan. Dari pada menunjukkan permusuhan, demi bisa menjaga perdamaian dengan pengendali hewan terbaik, insting bertahan hidup hewan lebih memilih pendekatan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
Fiksi PenggemarApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...