Chapter 62 : Menolak Adu Kerajinan

407 93 4
                                    

Sehun hampir berseru kegirangan untuk kakaknya. Beruntung ia bisa mengendalikan diri dan tidak menunjukkan sisi kekanak-kanakannya.

"Siapa laki-laki itu? Wajahnya mirip Sehun dan mereka berdua terlihat akrab," bisik Baekhyun kepada Chanyeol.

"Dia Oh Seo Won, Kakak Sehun, anak sulung kepala keluarga Oh," jawab Chanyeol.

"Oh, pantas."

Ketika jepit rambut giok berada dipegangan, Seo Won tak bisa menyembunyikan kesenangan yang meledak di dadanya. Ia membolak-balik jepit tersebut hanya untuk menemukan kepuasannya berlipat-lipat ganda.

Berbanding terbalik dengan Oh bersaudara, beberapa pembudidaya yang memang tertarik pada jepit rambut, terlebih setelah melihat sendiri proses pembuatan mendesah kecewa. Sulit dipungkiri alat sihir buatan Chanyeol itu salah satu yang terbaik di pertemuan lima distrik ini. Apa hendak dikata, nasib tidak berjodoh.

Satu persatu kerumunan mulai meninggalkan tempat, hanya menyisahkan tak lebih dari dua puluh kepala yang masih mengharapkan pertunjukan baru. Pada saat Min Seok yang diberi kode membubarkan sisa penonton, tak terduga jimat peledak terbang ke arah Baekhyun.

Satu meter sebelum meledak, rantai wajah Baekhyun bersinar terang lalu mengeluarkan rantai gaib. Itu terbang menghalau jimat peledak, menyambarnya hingga kertas jimat terbagi dua, jatuh ke tanah tanpa efek ledakan sama sekali.

Yang menyaksikan kejadian cepat itu terpana, begitu pun Baekhyun. Tetapi tidak bagi Chanyeol, ia menggeretakan gigi, bola mata berkeliling mencari tersangka pelempar jimat. Dan terlihat dari arah tenggara di antara kerumunan yang melangkah menjauhi tendanya, pemuda dengan alis tebal menyeringai licik.

Tak ada aba-aba ketika Hook Jerat Jiwa muncul ditelapak tangan Chanyeol, satu kali gerakan gesit melempar hook, sasaran terkait.

Pemuda pelempar jimat tak menduga bahunya terjerat secepat itu. Ia lalu meronta melepaskan diri malah badannya condong ke depan merasakan tarikan amat kuat.

"Kemari kau!" teriak Chanyeol.

Pemuda itu terseret bak layang-layang. Jatuh menghantam tanah di depan kaki Chanyeol. Pembudidaya yang menyaksikan berseru kaget, kekuatan energi fisik Chanyeol membuat pemuda itu seolah tak berbobot sama sekali.

"Satu lagi manusia bodoh yang hendak mencari mati!" kata Chanyeol.

Chanyeol menginjak batang leher pemuda itu.

"Tuan Pengrajin, mohon hentikan!" seru pria tinggi yang muncul setelah membelah kerumunan.

Chanyeol menatapnya tanpa mengurangi tensi emosi.

"Untuk kemanusiaan, bisakah Tuan memindahkan telapak kaki Anda dari leher adik seperguruan saya?" kata pria berkulit tan itu.

"Jangan berbicara kemanusiaan. Adik seperguruanmu bermaksud mencelakai kekasihku," ucap Chanyeol.

"Anda bersikap terlalu jauh, seolah-olah kekasih Anda tidak memiliki perlindungan sama sekali," katanya dengan seringai tipis. "Pertama izinkan saya memperkenalkan diri, tahu-tahu Tuan Muda Chanyeol tidak mengenalku. Namaku Kim Jae Wook. Sepertimu saya pula seorang pengrajin. Awalnya saya tertarik melihat kerajinanmu, tetapi lebih tertarik lagi begitu melihat rantai wajah yang dipakai kekasihmu itu. Saya menebaknya sebagai alat sihir defensif bermutu tinggi, karena rasa penasaran pun saya lancang meminta adik seperguruanku menguji rantai wajah tersebut."

Baekhyun mengerutkan kening mendengar alasan asal pria itu.

"Oh, begitu? Bagus. Yang terhormat ini juga mengalami hal yang sama. Adik seperguruanmu ini melempar jimat yang lumayan, mungkin saja kekuatannya tidak terlalu buruk. Jadi, izinkan saya menguji seberapa tinggi budidayanya."

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang