"Mustahil" Jeong Bom terperangah, menyaksikan Chanyeol mampu menaklukkan kedua saudaranya semudah itu.
Bukankah, Chanyeol hanya sampah bela diri yang selamanya terjebak pada tahap warrior rendah? Lalu, siapa pemuda itu? Yang gesit menahan serangan pendekar elit warrior pertengaha, yang menunjukkan aura mengesankan dalam menghadapi lawan.
Jeong Bom cemas menentukan tindakan yang harus ia ambil, masuk ke dalam pertarungan membantu kakak-kakaknya tidak mungkin. Mereka saja kewalahan menangani Chanyeol yang aneh itu apalagi dia yang tenaganya tak seberapa.
Sejenak serba salah Jeong Bom akhirnya berbalik menjauhi pertarungan, lebih tepat memberitahukan ayah dan bibinya mengenai hal tersebut.
Jung Hyun meludahkan darah, menerima pukulan tangan Chanyeol tepat di pipi merontokkan satu gigi gerahamnya. Batinya gelisah, Chanyeol yang ini bukan Chanyeol sebelumnya. Chanyeol sebelumnya benar-benar tidak berguna dan hanya mengandalkan harta sihir peninggalan ibunya setiap kali ia menggertak. Tapi sekarang Chanyeol menyerangnya dengan tenaganya sendiri.
Jeong Hyun yang membantu kakaknya berdiri berbisik, "Kakak pertama, Chanyeol sungguh berbeda. Lihat, tanda merah yang menutupi sebagian wajahnya lenyap." Ia tak mau sembrono mengajak Chanyeol berduel lagi setelah terjerat senjata hook, dibanting begitu mudahnya bagai barang tanpa bobot berarti.
"Chanyeol, apa yang terjadi dengan kekuatanmu?" tanya Jung Hyun, sinis mempercayai perubahan Chanyeol melampainya.
"Apa yang terjadi dengan yang terhormat ini? Kemampuan kalian saja yang tak sepadan denganku," jawab Chanyeol sembrono.
"Jaga mulutmu Chanyeol! Kita semua tahu kau hanya orang yang tidak berguna sedari kecil. Katakan saja jalan kotor apa yang kau tempuh."
Bibir Chanyeol sedikit melengkung, memutar-mutar hooknya lalu membuat gerakan seakan-akan melemparkannya menjerat Jung Hyun. "Dan aku katakan, pandangan kalian adalah pandangan kalian. Aku, tidak pernah merasa 'tidak berguna' sejak dulu."
"Omong kosong! Chanyeol jangan pikir kau bisa kembali semata-mata kau telah berhasil mengembangkan budidayamu. Kakek, menegaskan keberadaanmu tidak diterima keluarga Park lagi. Kau bukan bagian dari kami," dengan marah Jung Hyun berkata.
"Chanyeol, buang-buang air liur saja meladeni sepupu-sepupu pendek akalmu itu. Ayo, kembali ke halaman kita," ucap Baekhyun.
"Kau benar, setelah perjalanan jauh yang melelahkan, aku butuh mandi dan istirahat," kata Chanyeol.
Mengabaikan Jung Hyun dan Jeong Hyun yang berwajah dongkol. Chanyeol menarik Baekhyun meninggalkan halaman gerbang utama dan melangkah pergi ke halaman tempat tinggalnya.
Jeong Hyun membuka mulut bermaksud menghentikan, tetapi ditahan Jung Hyun yang berkata, "Diam, Chanyeol tidak mungkin bisa kita rendahkan sekarang. Tunggu Ayah dan Kakek yang mengurusnya."
Jeong Hyun mengangguk. "Baik."
Jung Hyun mengipitkan mata melihat punggung sepasang kekasih itu menjauh. "Laki-laki berambut panjang itu, dia pasti calon pendamping Chanyeol. Agaknya dia juga patut diperhitungkan. Melihat inti api yang ia pakai menyerangku tadi bukan inti api murahan."
"Kakak, aku masih bingung. Kenapa Chanyeol mampu sekuat itu."
"Kau tidak sendirian, aku pun merasa demikian. Pastinya ada yang disembunyikan Chanyeol dari kita selama ini."
Kedatangan Chanyeol dan Baekhyun menganggu ketenangan keluarga Park yang akhir-akhir ini sulit didapatkan. Kedua penatua beserta anak cucunya bergegas menuju halaman tempat tinggal Chanyeol.
Berdiri di depan pintu halaman, penatua ketiga mendadak menghentikan mereka semua.
"Ada apa, Seo Joon?" tanya Myong Soh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...