Sebagian besar peserta beranjak meninggalkan tempat setelah pelelangan berakhir. Sebagian lagi yang mendapatkan hasil masih menunggu keuntungan mereka diantarkan panitia pelaksana.
Sehun si juru lelang belum lepas penasaran dengan penawar termuda yang keluar selaku penawar tertinggi pelelangan kali ini. Sebab itu demi mengetahui identitas penawar ini, inti es dan biji besi putih milik si penawar muda, ia antarkan seorang diri.
Memasuki kamar milik Chanyeol, Sehun terpukau tak percaya. Pantas saja suara pemuda itu angkuh nan berani, rupanya sosok Chanyeol adalah pribadi di baliknya.
"Selamat Tuan, Anda memenangkan item terbaik pelelangan kali ini," kata Sehun sopan.
Min Seok mengambil kedua benda tersebut dan memberikannya kepada Chanyeol.
"Karena aku datang untuk benda-benda ini, maka sudah dipastikan mereka akan jatuh ditanganku," balas Chanyeol sekenannya. Memasukkan biji besi dan inti es ke dalam cincin penyimpanannya dan lanjut berkata, "Lebih dari itu, tidak disangka Tuan Muda kedua keluarga Oh, turun sendiri menjadi juru lelang. Sungguh tak terkira."
Sehun tersenyum simpul. "Kiranya itu memang keisengan mengisi waktu belaka. Menyaksikan tokoh-tokoh hebat kota kita memperebutkan sebuah benda, cukup menyenangkan untuk di tonton."
Chanyeol mengangguk kecil. "Baiklah, saya rasa tidak ada yang perlu diperbincangkan lebih lama lagi." Berdiri dari duduknya di susul Baekhyun. "Saya undur diri, Tuan Oh."
Ekspresi Sehun sedikit gelisah, ia masih ingin berbicara panjang lebar dengan Chanyeol setelah sekian lama. Namun pihak lain sudah berniat pergi.
"Chanyeol ...." panggilnya.
"Ada apa Tuan Oh?" Chanyeol menaikkan sebelah alisnya.
Sehun menggeleng. "Tidak, lupakan saja ketidaksopanan saya," berkata demikian sebab tak mendapatkan alasan dari menghentikan ketiganya.
Meninggalkan ruang pribadi mereka, Baekhyun mencolek Chanyeol. "Aku rasa dia ingin berbicara banyak denganmu."
"Aku tahu itu, dia tidak pandai menyembunyikan ekspresinya," kata Chanyeol.
"Seberapa dekat kalian saat kecil dulu?"
"Sehun beberapa tahun lebih muda dariku, saat kecil dia kuanggap lebih seperti adik dari pada teman," jawab Chanyeol.
"Kalau seperti itu, kenapa kau terlihat dingin menyikapinya?"
"Entahlah, setelah bertahun-tahun tidak lagi bertemu, apa yang bisa diharapkan dari itu?"
Keberhasilan Chanyeol mendapatkan biji besi putih nyatanya tidak semudah itu diterima. Beberapa peserta yang keluar memberikan harga diam-diam mengirim seseorang melacak siapa gerangan penawar tertinggi tersebut. Ketika mendapatkan profil sosok yang berhasil mengalahkan mereka, tidak dipungkiri emosi kedongkolan menyelimuti.
Benda berharga incaran mereka diambil oleh sosok sampah seperti Chanyeol, bagai menerima tamparan manusia kelas rendahan dimuka umum.
Layaknya ketidaksenangan Woo Tae, mendapati seratus persen benar tebakannya bahwa pemuda itu adalah Chanyeol. Tanpa kata menghadang ketiganya dalam perjalanan pulang.
Kereta kuda yang membawa Woo Tae menghalangi jalur kereta kuda Chanyeol.
Min Seok membuka tirai kereta dan berkata pada Chanyeol. "Tuan muda, Kereta Woo Tae dan saudarinya menghalangi jalan kita."
Teriakan Woo Tae berkumandang. "Chanyeol! Keluar dan hadapi aku!"
Refleks Baekhyun mencengkram lengan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...