Chapter 91 : Tanda Pengenal

426 67 2
                                    

Akhir pesta telah ditebak, matahari baru nampak pinggirannya semua orang baru meninggalkan halaman keluarga Park dengan sisa-sisa kebahagian dan lebih banyak kelelahan. Biarpun begitu raut puas tersampaikan, dan bagaimana mereka berjalan pulang seraya hati senang adalah hasil yang diinginkan.

Seluruh penghuni mansion juga kelelahan, terlebih para pelayan dan penjaga yang bekerja keras mengurus keberlangsungan pesta rakyat malam tadi. Demi keseimbangan kewajiban dan hak, penatua keluarga memberi setengah hari waktu istirahat dan ketika malam menyapa lagi barulah bekas pesta dibersihkan. Walaupun demikian, satu dua tiga pelayan masih mengatur beberapa kekacauan yang benar-benar membuat risih pandangan mata seperti depan pintu gerbang dan jalan masuk.

Dua tokoh utama kemarin masih santai diatas ranjang. Tanpa pakaian yang melindungi hanya mengandalkan selimut menutup. Baekhyun belum seratus persen terbangun sedangkan Chanyeol luar biasanya terlihat segar bugar meski belum menyentuh air pagi. Efek terpenuhinya kebutuhan seksual tampak jelas sekali diekspresinya. Senyum lelaki tinggi bertelinga peri itu hampir mengalahkan cerahnya mentari, berseri bangga wajahnya melihat suami manisnya kelelahan akibat permainan hebat mereka semalam. Mengingat rintihan Baekhyun mengekspresikan kenikmatan yang seolah-olah menembus ubun-ubun, membuat Chanyeol merasa sukses untuk kehebatan bermainnya.

Chanyeol memainkan anak rambut Baekhyun. Mengecup dahi sempit kekasihnya dan memeluk tubuh kecilnya. Bukan hanya Baekhyun yang dihujani kenikmatan, jujur saja semalam Chanyeol hampir lepas kendali dipengaruhi nafsu. Atau sebenarnya, ia memang sempat lupa diri sampai mendorong tubuh Baekhyun agar terus memuaskannya hingga berjam-jam lamanya. Tapi kesalahan tidak sepenuhnya ada pada hormon remajanya yang sedikit-sedikit membuncah, salahkan betapa nikmatnya Baekhyun hingga ia yang biasanya tahu mengendalikan diri bertindak kelepasan.

Tok tok tok!

"Tuan, apakah Anda sudah terbangun?" suara Min Seok dibalik pintu.

Chanyeol yang sadar sepenuhnya menoleh setengah hati. "Hmm, ada apa?" tanyanya.

"Penatua Ketiga meminta bertemu," jawab Min Seok.

Chanyeol memutar matanya malas, mendengus lalu berujar, "Katakan untuk menunggu, aku akan bersiap-siap."

"Baik, Tuan," kata Min Seok lalu menjauhi pintu kamar tuannya.

Mengetahui Min Seok pergi Chanyeol semakain merapatkan pelukannya. Sungguh, ia belum ingin beranjak dari ranjang sekarang. Kehangatan yang ia dapat dari pertemuan kulit mereka menghasut Chanyeol tetap ditempatnya. Bahkan, mulai muncul keluhan baru diselangkangannya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, Chanyeol keluar kamar. Ia tidak benar-benar bersiap diri, menemui penatua ketiga hanya mengenakan pakaian putih tipis yang semalam ia kenakan, dan rambut hitam sebahunya diatur asal-asalan.

Memasuki ruangan ternyata selain penatua ada pula Woo Song serta Yoong Song.

"Penatua, Paman, harap maklumi kelambatanku. Itu salah kalian karena berkunjung pagi-pagi begini," kata Chanyeol.

Ketiga pria dewasa itu saling melirik. Ketika udara mendadak dipenuhi aroma permainan ranjang pengantin baru, mereka menjadi malu sendiri. Diam-diam dalam hati merutuki diri, mengapa terburu-buru datang tanpa mengingat malam pertama memang keperluan wajib tiap pasangan. Kalau tahu begini sebaiknya segala urusan dipindahkan hari berikutnya saja.

Seo Joon terbatuk ringan, "Mana Baekhyun?" tanyanya basa-basi.

"Baekhyun tidur, dia kelelahan sekali. Kasihan, aku terlalu memaksanya."

Balasan Chanyeol membuat orang-orang tua itu berwajah tebal.

"Tidak apa-apa, biarkan dia tidur saja," balas Seo Joon asal.

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang