Dua hari kemudian rapat pilar keluarga diselenggarakan.
Berjalan bersama si pelayan, Chanyeol dan Baekhyun santai melihat kanan dan kiri, seperti pendatang baru melihat suasana mansion besar Park.
"Aku baru sadar kediaman ini sebenarnya indah dan nyaman," ucap Baekhyun. "Sayang sekali, harus ada beberapa orang di dalamnya yang cukup merusak," tambahnya.
"Kau benar sekali," sahut Chanyeol. "Saat Kakek dan Ibuku masih ada, suasana mansion jauh lebih baik dan tentram."
Tempat rapat pilar keluarga dilaksanakan di aula pertemuan keluarga. Melewati gerbang ramai penjaga yang bertugas serta pelayan yang menunggu tuan mereka di dalam aula. Semuanya menunduk ketika Chanyeol dan Baekhyun lewat, tapi begitu mereka memunggungi pelayan dan penjaga-penjaga itu, Baekhyun bisa merasakan lirikan penasaran yang menimpa punggung.
Baekhyun melihat area depan aula, agak bergidik kemudian berkata, "Chanyeol, aku saja atau memang hari ini aula pertemuan terlihat seperti gedung yang menyembunyikan monster-monster mengerikan."
"Hmm, tidak salah lagi. Monster-monster itu bermaksud ingin mengunyah daging kita sampai habis," tambah Chanyeol.
"Tuan, saya akan menunggu di sini," kata Min Seok yang berhenti di anak tangga pertama koridor aula.
Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun erat, tersenyum manis, berucap, "Kalau kau takut bersembunyi saja dibelakangku."
"Sudah pasti, tubuhmu keras cocok dijadikan tameng," kata Baekhyun bercanda.
Seluruh anggota Park berkumpul di dalam aula, bahkan hampir semua murid-murid keluarga turut hadir sekedar menantikan pertunjukan hebat selama rapat.
Dari depan pintu masuk sampai panggung tempat pilar penguji berada, terpasang karpet berwarna emas, lebar karpet cukup memuat empat orang dewasa jalan beriringan. Tentunya itu bukan karpet biasa, pola rune dan coretan mantra memenuhi permukaan karpet, berguna memblokir penggunaan kekuatan yang bertujuan melukai, entah itu serangan dari seseorang yang berdiri di atas karpet atau tidak.
Lima langkah di kanan kiri karpet berderet kursi dengan sandaran tinggi yang masing-masing dua rentangan tangan berjauhan. Model kursi mewah dihiasi batu giok pada lengan dan pinggiran sandaran. Seluruh bagian kursi didominasi warna merah keemasan. Posisis tersebut dikhususkan bagi petinggi keluarga dan tamu terhormat. Sementara dua langkah di belakangnya terdapat kursi-kursi yang lebih sederhana, tempat bagi anggota termuda dan murid-murid keluarga.
Baekhyun memperhatikan secara cepat semua wajah, mengerutkan kening lalu berbisik, "Banyak wajah asing di rapat ini."
"Jelas saja, yang baru kau lihat itu kerabat yang tinggal secara terpisah disetiap distrik Kota Tanah Terbuka. Beberapa lagi tamu undangan yang memiliki hubungan dengan keluarga Park," ucap Chanyeol menjelaskan.
Sudut mata Baekhyun berkerut. "Bukannya ini pertemuan keluarga? Ternyata orang luar juga diizinkan ikut serta."
Chanyeol tak menanggapi. Sebagian kecil dirinya cukup tertegun menemukan banyak tamu undangan yang tidak memiliki hubungan darah dengan Park. Seperti namanya, rapat pilar keluarga harusnya hanya berisi keluarga saja, setidaknya itu yang selalu dilakukan rapat-rapat sebelumnya. Namun, selama memikirkan penatua kedua ikut andil mengurus rapat, segala sesuatu bisa dimungkinkan terlebih rapat diadakan menyangkut dirinya.
Chanyeol mengendus maksud kehadiran orang-orang tak berkepentingan itu atas undangan penatua kedua, bagian dari niat untuk menekan mentalnya. Sebut saja keberadaan tetua Gyuk dan tetua Hwang di deretan peserta rapat, tidak ketinggalan datang serta membawa satu dua anggota keluarganya.
Anak-anak muda dari keluarga Park mulai berbisik melihat kedatangan Chanyeol dan Baekhyun.
"Kau lihat itu, lihat! Merah darah di Chanyeol hilang. Sial, dia diam-diam tampan juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...