Chapter 28 : Lilin Air

473 88 2
                                    

Untuk peristirahatan, Chanyeol dan Baekhyun memilih kawasan diluar habitat badak. Sebuah pohon beringin dengan akar yang menyembul sebesar paha.

"Makan ini dulu," ucap Chanyeol, memberikan keranjang anyaman berisi buah-buahan yang ia keluarkan dari dalam cincin penyimpanan.

Menerima keranjang buah-buahan Baekhyun bertanya, "Chanyeol, ingin juga?"

Chanyeol menggeleng. "Makanlah, aku nanti saja."

"Oh, baiklah."

Chanyeol beralih mengeluarkan benda lain dari dalam cincin penyimpanannya. Lilin hitam sepanjang sepuluh senti, bagian bawahnya diikat kain biru tua, terdapat simbol air, api, dan sayap berbulu kristal.

Simbol pada badan lilin bersinar diterpa matahari. Tetapi, kilau yang dikeluarkan simbol sayap kristal jauh mendominasi

Benben dari udara meluncur turun ke salah satu dahan pohon beringin, berkicau dua kali selanjutnya melompat ke akar pohon di sebelah Baekhyun. Tanpa permisi Benben mematuk satu apel dari dalam keranjang. Baekhyun yang tak melihat paruh Benben terkejut kecil sebelum berdecak dan menyembunyikan keranjang buahnya di bawah pakaian.

"Jangan kikir padaku, aku baru mengambil satu," tutur Benben.

Enggan perduli Baekhyun membuang muka, memunggungi Benben dan lanjut mengigit buah pir merah mudanya. Bergumam nikmat ketika rasa manis menyebar keseluruh mulut.

"Hmm ... manisnya, aku harus meminta Min Seok menyiapkan pir seperti ini lagi."

Diabaikan semacam itu Benben bergerak mematuk-matuk apelnya, meninggalkan bolongan paruh pada kulit buah yang mulus.

Chanyeol mengabaikan Benben tengah menikmati makanannya bertanya, "Lantas, ada yang kau temukan setelah mengamati tempat ini dari atas?"

Paruh Benben menembus buah apel, tersangkut ketika ia tengadahkan wajah berbulunya menatap Chanyeol, Benben mengangguk.

Menyingkirkan buah apel, berkata, "Kau memang cukup pintar, kalau tidak menyuruhkan mengawasi dari atas, aku pasti tidak menemukan sesuatu yang aneh."

Baekhyun tertarik kata-kata Benben berbalik dari posisi membelakangi burung itu.

"Jelaskan keanehan itu," pinta Chanyeol.

"Dibandingkan dengan kawasan hutan lain, kawasan habitat para badak itu jelas mengering drastis. Tingkat kekeringannya terlalu berlebihan, perhitungan kasarku jangankan memperkirakan dua tiga tahun, lima empat bulan kandungan air di tempat mereka akan habis."

Chanyeol mengelus-elus dagunya.

Bersuara Baekhyun, "Menurut Pemimpin Badak, Ri Nos Tua, alasan terusnya mereka berpindah tempat karena kekeringan yang sama."

Chanyeol menyeka lembut sekitar bibir Baekhyun yang basah selama mengigit buah pir.

Baekhyun meringis tersipu.

"Aku mendengar alasan itu sejak lama," kata Benben. "Tadinya aku berpikir itu kekeringan biasa, setelah melihatnya sendiri, nampaknya aku salah menebak."

"Benben, bisa kau pikirkan hal lain yang mampu membuat kekeringan selain cuaca panas pergantian musim?"

"Hmm ... coba aku ingat-ingat." Mengetuk-ngetuk satu cakarnya pada permukaan akar. "Normalnya, kekurangan energi spiritual alam turut berpengaruh, contoh daerah Tanah Terbuka yang memiliki curah hujan rendah. Kekeringan ekstrim juga menimpa daerah dengan kandungan api tinggi, misalkan Gunung Berapi Kembar, Gurun."

Sebatang ranting kecil nan rapuh, jatuh tertiup angin.

"Daun dan rumput kering dengan cara yang aneh. Terlihat di setiap ujung dedaunan hitam terbakar, dan Baekhyun melihat ada aura api tipis didalamnya. Saat memeriksa rawa, air di dalamnya menguap seolah lumpurnya mengandung bara," kata Chanyeol menyampaikan hasil penelitiannya. "Apakah itu kekurangan energi spiritual alam atau daerah ini memiliki kandungan apinya sendiri?"

CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang