Telah tersurat dalam catatan-catatan silam mengenai manusia pembudidaya api gelap pada masanya. Kebutuhan menemukan nyala api tidak semata-mata sekedar ditentukan oleh takdir, menurun kisahnya nyala api gelap berarti dua manusia terikat secara emosional, diikat tali kasih yang tidak dibuat hanya menggunakan susunan kalimat tanpa makna.
Kapan kiranya penawar tersebut pertama kali ditemukan, tidak ada catatan pasti. Sedikitnya pembudidaya api gelap yang berhasil mengendalikan diri, serta objek penawar yang berbentuk manusia dan perasaan, menjadi alasan sedikitnya informasi pasti mengenai hal tersebut.
Namun merujuk sifat api gelap yang merupakan perwujudan kekuatan angkara murka, dan sifat lemah manusia yang sering dikendalikan keserakahan, secara garis besar dipercaya nyala api sama berarti seorang penuntun, yang mengeluarkan pembudidaya api gelap dari kemaruk hati pun kebengisan sikap.
Tumbuh mengenal kisah suram tersebut, Chanyeol mengenal betul bagaimana pandangan orang-orang berpatokan pada buruknya sepak terjang pembudidaya api gelap. Sepanjang yang ia pahami, miskin citra baik yang ditinggalkan, bagaimana tabiatnya dianggap perusak.. Membawa kesan tak terucap, pembudidaya api gelap selanjutnya berarti mimpi buruk baru.
Konsekuensi berat yang akan Chanyeol pikul, sebuah citra busuk membawa perjalanannya kedepan penuh tatapan sebelah mata. Selama label pengiring kerusakan ada padanya.
Akan tetapi, tertekan bukan perasaan yang Chanyeol alami, kala ia masih belum mengembalikan kegunaan spiritnya, hinaan terucap pun tidak sudah sering ia dapatkan, sebutan 'Sampah Yang Sombong' tersemat padanya, kurung waktu belasan tahun itu Chanyeol tumbuh acuh tak acuh, kalimat berupa cercaan ia biarkan terbawa angin sejauh-jauhnya.
Chanyeol percaya akan datang hari ia bisa menepis cap sampah dari sebutannya, dan harapan itu akhirnya tercapai. Kini, sesudah kekuatannya pulih, menanggung nama hebat sebagai pemilik api hitam, mengapa ia perlu diganggu ketidakterimaan orang lain?
Chanyeol lebih menegarkan kepercayaan diri selama ia tahu satu orang penting ada bersamannya, penawar dari nyala apinya. penawar ada bersamannya. Biarkan pandangan negatif tentang ia beredar, ketakutan di masa depan ia turut memberi kerusakan bersemayam. Sepanjang Baekhyun tetap ada memberi ketenangan, Chanyeol pastikan kelamnya masa lalu seperti itu tak perlu terjadi.
Tidak Chanyeol sadari, pendirian yang ia kembangkan sejalan dengan ciri tindakan pembudidaya gelap sebelumnya, yang telah menemukan sang nyala api. Dimana bagi mereka, si penawar adalah dunia yang perlu digenggam, dikasihi sepenuh hati. Abaikan eksistensi lain, selagi mereka bersama, pemilik hatinya baik-baik saja, maka semua tetap berjalan semulus harapan.
.
.
.
Hari kedua Baekhyun akhirnya membuka mata, ketika terbangun figur Chanyeol tengah bertelanjang dada adalah pemandangan pertama yang menyambutnya. Pemuda tinggi semampai itu memberi Baekhyun kesan baru yang menarik, momentumnya kokoh, gagah berdiri dengan otot perut dan lengan terpahat sempurna. Bahunya semakin lebar, rahangnya nampak tegas dengan tonjolan tulang, sorot matanya tajam bahkan dalam tatapan santai. Warna merah di wajah itu, hilang tanpa sisa.
Chanyeol, semakin tampan. Apabila kalimat itu sepadan menggambarkan si jantan. Pemuda yang tidak lagi terlihat seperti pemuda biasa.
Kalimat pertama yang Chanyeol sampaikan pada Baekhyun serupa, "Baekhyun, apa kau bisa melihat perubahanku sekarang? Lihat tubuhku, semenjak aku bisa menyerap elemen api, rasa-rasanya tubuhku semakin baik."
Baekhyun mengangguk, lebih dari semakin baik, Chanyeol dengan sosoknya merupakan vitalitasi pria sejati. Sebelumnya Chanyeol terlihat pas layaknya remaja laki-laki yang berada pada usia pertumbuhan, tetapi Chanyeol yang sekarang menanggalkan aura labil remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...