Baekhyun teringat sebuah hal mengenai Min Seok. "Chanyeol, hari itu kau pernah menyebut tentang keluarga Min Seok. Dia, keturunan Kim juga, bukan?"
Chanyeol mengangguk, "Hm, Min Seok harusnya memakai marga Kim jika ia bukan pelayan keluarga Park."
"Kenapa Min Seok bisa berakhir menjadi pelayan keluargamu?"
"Aku tidak begitu tahu kejelasannya. Yang aku mengerti setiap keluarga memiliki peraturan ketatnya sendiri. Sekali dilanggar, sama artinya melakukan dosa besar. Generasi tua sebelum Min Seok melanggar aturan tersebut. Akibatnya mereka dijatuhi sangsi berat, di usir dari keluarga Kim dan tidak diperbolehkan memakai marga Kim lagi untuk identitas keturunan-keturunan selanjutnya."
Chanyeol menoleh kebelakang dan menemukan Min Seok masih dikerumuni orang-orang yang memesan alat sihir padanya.
Ia melanjutkan. "Suatu hari setelah bertahun-tahun hukuman itu dijatuhi, Kakek bertemu sepasang suami istri yang dirampok sekelompok orang, beliau tergerak untuk menyelamatkan mereka. Dan atas nama rasa terima kasih nyawa mereka telah diselamatkan, keduanya memutuskan menjadi pelayan setia Kakek. Kemudian hari, sepasang suami istri itulah yang menjadi kakek dan nenek Min Seok."
"Berarti, dari dua generasi sebelum Min Seok, mereka hanya melayani kau, Ibumu, dan Kakek?"
"Tepat sekali. Loyalitas keluarga Min Seok tak bisa didebatkan."
"Apa Min Seok tidak bisa mendapatkan marganya kembali?"
"Masih bisa, kalau keluarga Kim mau mencatat namanya kembali dalam pilar keluarga. Namun, Min Seok yang menjadi pelayan keluarga lain harus mendapatkan pembebasan budak dari tuannya."
Baekhyun memberi tatapan prasangka, "Tidakkah kau mau membebaskan Min Seok dari perbudakkan?"
Chanyeol menyentil pelan dahi Baekhyun. "Jangan berprasangka kepadaku. Aku mau, tapi aku tidak berhak. Hanya Ibu saja yang bisa membebaskan perbudakan pada Min Seok, itu aturannya."
Baekhyun mengusap jidatnya, lalu tertawa kecil.
Berpindah kebagian ketiga Alun-alun Menara Jam, adalah deretan tiang penyangga gelap kecoklatan sebesar paha dewasa yang membentuk ruang jendela besar. Setiap jendela dipasang kaca bening setebal lima senti meter, sudutnya pula dibubuhi jimat transparan guna mengedapkan suara. Pula terdapat enam pintu sebesar jendela di antara sela-sela tiang tempat pengunjung keluar masuk.
Bagian yang dituju masih memiliki kanopi yang membentang, sehingga dari jauh tempat itu terlihat tertutup dengan atap dan dinding yang melindungi. Namun, begitu mendekat, khusus kanopi terbalut sihir samar keemasan yang ternyata itu semacam formasi ilusi membentuk deretan genting yang solid.
Tempat itu adalah area khusus lapangan formasi dan peramu, atau lebih cocok disebut ruangan. Luas kedua ruangan dibagi sama rata, dipisahkan tiang berjendela sama dengan dinding luar.
Chanyeol dan Baekhyun memasuki ruang peramu. Langsung menyambut deretan rak-rak tiga jengkal lebih tinggi dari Baekhyun, memajang berbagai bentuk dan besar stoples berisi bahan-bahan ramuan.
Terus melangkah sembari mengamati pajangan yang cukup lengkap untuk membuat berbagai macam ramuan kulminasi memengah ke bawah, sampai mereka keluar area deretan rak. Di tengah ruangan berdiri para peramu dengan jubah putih kebanggaan, model yang sama persis hanya dibedakan cetakan lambang tiap keluarga di dada kiri.
Mata Baekhyun tertuju pada platform di ujung ruangan, yang menyediakan sepuluh meja beserta perangkat membuat ramuan. Tergantung di atasnya layar hitam besar dengan tulisan putih tebal tujuh nama peramu.
"Kakak, kau tidak mau ikut berpartisipasi?"
"Kali ini tidak dulu, aku cukup melihat-melihat."
"Masih ada tiga tempat kosong, dari banyaknya peramu yang datang masa tidak ada tiga orang yang tertarik maju."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH : Light Of Flame [CHANBAEK]
FanfictionApi bertemu cahayanya, di dunia spiritual mereka saling menjaga. Malam ketika hujan, angin, petir, serta gunturnya bekerja sama menimbulkan badai yang menganggu. Pada saat ledakan cahaya menimpa tubuhnya, Baekhyun sadar tak lagi berada di dunia temp...